Ramadan sudah berakhir, takbir berkumandang di segala penjuru. Saatnya menyiapkan diri untuk menyambut hari Raya Idul Fitri. Tentu saja pernak-pernik di hari Raya yang Fitri tidak boleh ketinggalan, yaitu kue lebaran. Momen yang sangat berkesan saat Ramadan, karena bisa membantu ibu di dapur untuk membuat jajanan lebaran atau berdesak-desakan di pasar untuk membeli satu atau beberapa toples kue kering.
Lebaran atau hari raya merupakan hari yang umat Islam nanti-nantikan setelah melaksanakan puasa selama sebulan penuh. Hari raya menjadi momen untuk saling bermaaf-maafan dan silaturahmi kepada keluarga, kerabat, sahabat, dan lain-lain. Di Hari Raya yang fitri, tentu tidak lengkap rasanya jika tidak ada hidangan yang tersaji. Nah, kue kering inilah yang menjadi salah satu hidangan khas saat Hari Raya.
Sejarah
Kue kering terkenal sekitar abad ke-7 yang dikenalkan oleh Persia yang saat ini namanya berganti menjadi Iran. Penemuan kue kering ini berawal dari ketidaksengajaan. Di mana pada masa itu, saat para tukang roti ingin membuat kue yang biasanya mereka jual, mereka menghadapi beberapa kesulitan yaitu menentukan suhu oven yang akan ia gunakan untuk memanggang.
Lalu, untuk mengukur suhu oven yang tepat, para tukang roti pun melakukan percobaan kecil yaitu dengan menjatuhkan sedikit adonan ke dalam oven. Sehingga, adonan tipis yang dijadikan percobaan untuk mengukur suhu oven ini kemudian menjadi awal terciptanya kue kering. Meskipun pada saat itu hanya versi tipis dari kue pada umumnya dan penyajiannya dalam porsi kecil dengan warna coklat keemasan.
Sebelum bisa orang-orang nikmati di beberapa kesempatan, dahulunya ternyata merupakan makanan mewah dan hanya tersajikan bagi kalangan kaum bangsawan saja. Para pedagang Muslim kemudian menyebarkannya ke berbagai wilayah selama aktivitas berdagang yang mereka lakukan salah satunya adalah Eropa.
Sekitar abad ke-14, berbagai kalangan mulai menikmatinya, mulai dari anggota kerajaan hingga rakyat biasa. Masyarakat kelas menengah di Inggris kemudian mulai menikmati kue kering berbentuk persegi kecil dengan kuning telur dan rempah-rempah mulai tahun 1596. Sejak saat itu, menjadi semakin popular. Selain itu, juga karena bisa awet dan bertahan dalam jangka waktu yang lama.
Di Indonesia sendiri kue kering yang identik dengan Hari Raya adalah nastar. Sejak masa penjajahan Belanda kue kering berbentuk setengah lingkaran dengan isian selai nanas ini ternyata masuk ke Indonesia. Pada awalnya, nastar sebagai pengganti pie blueberry atau apel yang merupakan kue kering orang Belanda. Namun, karena di Indonesia buah ini sulit ditemukan, maka sebagai gantinya menggunakan nanas pada pie yang biasa orang Belanda nikmati.
Nastar merupakan kepanjangan dari Bahasa Belanda ananas atau nanas dan tart atau tart, yang berarti nastar adalah tart nanas.
Itulah sejarahnya. Kue kering apa yang menjadi favorit kamu? Teman-teman udah nyiapin berapa toples untuk Hari Raya?
Sumber:
Oleh: Eka Novitha
Photo by Mink Mingle on Unsplash