Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1441 H (9/11) di Musala Barat PP Al-Munawwir Komplek Q bersama K.H. Henry Sutopo yang mana merupakan penulis buku Catatan Santri. Menurut beliau, momentum peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw dirayakan dengan penguatan ukhuwah islam rahmatallil’alamin.
Ada 3 poin yang dapat disimpulkan dari mauidloh hasanah peringatan maulid nabi oleh KH. Henry Sutopo:
Pertama, radikalisme dalam islam tidak selamanya bermakna negatif, bisa dilihat dari kasus radikalisme pada tahun 2002—Imam Samudra, Amrozi, Abu Bakar Basyri merupakan dalang dibalik suksesnya bom Bali. KH Henry Sutopo menyatakan bahwa beliau merupakan saudara-saudara daripada mereka, karena para teroris juga memahami ayat waamaa arsalna ila rohmatallil alamin, namun pemaknaan mereka sedikit berbeda dengan kita. Ini adalah bagian dari pemaknaan ukhuwah supaya kita tidak selalu berburuk sangka terhadap isu-isu tersebut. Mereka yang masih menggunakan kekerasan dalam berislam adalah mereka yang tidak memahami islam secara kaffah. Belajar islam itu diabaratkan sebagai sayur gulai yang dibuat dari formulasi bahan- bahan enak seperti gula, dan daging dan bahan-bahan yang tidak enak seperti kunyit, laos, dan jahe. Percampuran dari komposisi tersebut akan menghasilkan rasa yang kaya dan enak. Dalam hal beragama pun harus seperti ini, tidak boleh kita hanya mengambil laosnya saja, atau bahkan gulanya saja, maka tidak bias. Komposisi-komposisi tersebut harus tercampur untuk mendapatakan sayur gulai yang enak. Dalam hal beragamapun sama, harus tuntas secara keilmuan yang lengkap agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam pemaknaan islam rahmatalil’alamin.