Peringati Maulid Nabi Muhammad SAW bersama K.H.Henry Sutopo

Diposting pada 431 views

Kedua, K.H. Henry Sutopo menjelaskan tentang ukhuwah hadistiyah atau ukhuwah khalqiyah yang menurut beliau merupakan ukhuwah asli produk santri krapyak. Ukhwuah Hadistiyah atau Ukhuwah Khalqiyah adalah penerapan bahwa kita harus menganggap saudara terhadap semua ciptaan Allah SWT. Dalam Alquran tertulis bahwa Allah telah menjelaskan semua tumbuh-tumbuhan, bintang yang di langit bersujud dan bertasbih kepada Allah.  Korelasi ini menunjukan bahwa kita harus selalu berukhuwah, toleransi, adil kepada semua makhluk Allah SWT.

Ketiga, pentingnya selalu mengingat Allah SWT. Sebagai seorang santri, kita harus menanamkan prinsip “seberat apapun masalah, kita masih punya Allah SWT”. Harus yakin semua masalah pasti ada jalan keluarnya dan dipasrahkan kepada Allah SWT setelah berikhtiar sekuat tenaga. Beliau bercerita bahwa suatu ketika ada yang bertamu ke kediaman beliau yang ternyata adalah pasangan suami istri yang ingin bercerai, singkat cerita beliau mulai bertanya tentang sebab kenapa mereka ingin bercerai kemudian beliau memberikan kepada kesempatan berbicara kepada si istri 5 menit namun isinya hanya menjelek-jelekan si suaminya, begitu pula si suami diberikan waktu berbicara 5 menit namun isinya juga menjelek-jelekan si istrinya. Dengan tenang beliau mengatakan bahwa orang berumah tangga itu harus siap kecewa, jangan menuntut pasangan harus sesuai menurut kebutuhan kita karena memang tidak ada manusia yang sempurna. “Barangsiapa yang ingin mempunyai suami atau istri yang tidak ada cacatnya maka tidak usah mempunyai suami atau istri,” jelas K.H.Henry Sutopo diikuti gelak tawa santri.

Banyak sekali cerita yang disampaikan beliau malam itu seperti tentang ketela gosong, anak beliau yang sedang sakit, ocehan istri beliau dan masih banyak lagi. Namun, semua itu ditanggapi dengan baik. Beliau juga menjelaskan tidak pernah marah ataupun jengkel kepada istrinya. Semua cerita-cerita tersebut berisi hikmah dalam kehidupan sehari-hari yang dapat dibaca lebih lengkap pada buku Catatan Santri—karya beliau sendiri.

Baca Juga:  29 Tahun Komplek Q Berkiprah untuk Umat

“Pada intinya yang ingin saya sampaikan adalah orang hidup itu tidak perlu bertengkar”, jelas beliau dengan tawa renyahnya.

Oleh: Alifia Dityasari

Editor: Anu’ma Syifaus S.