mimpi

Merepih Mimpi

Diposting pada

Bicara tentang mimpi, bukan hanya sebatas tentang pencapaian. Tapi, juga kesiapan untuk menghadapi segala macam hambatan. Kendati kita hidup di dunia nyata, tidak dipungkiri dunia maya pun termasuk salah satu batu sandungan itu. Sebagai contoh, makin sering melihat postingan orang-orang di dunia maya, kita kadang merasa menjadi “useless human”. Selain makhluk sosial, pada dasarnya manusia juga bersifat kompetitif. Mengapa muncul perilaku seperti ini? Hal ini karena setiap orang membutuhkan pencapaian supaya dapat merasa aman (secure). Menunjukkan apa yang kita miliki kepada orang lain adalah salah satu caranya. Sayangnya, kebanyakan orang tidak menyadari tujuan ini sehingga larut dalam rasa iri saat memantau linimasa media sosial.

Lantas, hal apa saja yang dapat membuat rasa iri ini timbul? Sebenarnya ada dua faktor penyebab, pertama adalah kita merasa tidak memiliki pencapaian atas orang lain. Hal ini mendorong kita menjadi merasa tidak aman atau istilah yang kerap kali kita pakai di zaman sekarang yakni insecure. Sedangkan, faktor yang kedua adalah overthinking karena kegagalan kita dalam meraih suatu hal dan saat bersamaan pula kita scrolling postingan di media sosial. Hal ini memicu kita berpikiran buruk, contohnya “kok hidupku bisanya cuma gini-gini aja ketika orang lain udah bisa begini”, “aku mah apa dibandingkan sama mereka”, dan berbagai pertanyaan lain yang justru membuat kita terlalu meremehkan diri sendiri.

Baca juga Hari Kanker Sedunia

Meskipun memiliki puluhan orang di sisi kita, beban pikiran kita akan selalu menjadi urusan kita sendiri. Sehingga bijaklah dalam berpikir, terutama kepada diri kita sendiri. Kemudian kembali ke rasa iri, yang mana jika berlebihan dapat menimbulkan pikiran buruk, rasa frustasi, bahkan dapat memengaruhi kesehatan mental kita. Padahal, rasa iri yang terkontrol dengan baik akan membuat kita termotivasi untuk berubah menjadi diri kita dengan versi yang lebih baik. Namun, jika salah memaknai sampai berharap menjadi seperti orang lain juga salah.

Porsi setiap manusia itu masing-masing, asal kita dari mana, kita hidup di lingkungan yang seperti apa, kita berhubungan dengan siapa saja, dan lain sebagainya. Di mana bagi setiap orang itu berbeda-beda, jadi sudah tentu tujuan hidup kita bahkan waktu tercapainya harapan kita juga lain.

Baca juga Sosialisasi Madin Luring

Sejatinya, kesalahan dan kegagalan bukanlah tindak kriminal. Berusahalah menanamkan pemikiran “suatu hal yang berani aku mulai, harus berani pula aku selesaikan sampai tuntas” ke dalam aksi di kehidupan nyata. Meskipun, apa-apa yang kita pikirkan jelas berbeda dengan apa yang kita rasakan. Kendati perpaduan otak, hati, dan tangan dalam satu raga, kenyataannya kerap kali sulit untuk kita membuatnya senantiasa selaras.

Kuat, sabar, ikhlas, dan pantang menyerah merupakan kata-kata yang justru lebih kita pahami penerapannya di kala kita sedang dalam kesulitan dalam memecahkan masalah. Sesungguhnya, masalah adalah proses kita belajar untuk mendewasakan diri. Aku berdoa supaya kemanapun kita memijakkan kaki, senantiasa mendapatkan kedamaian hati dan kebahagiaan melalui orang yang menyayangi kita dan orang yang kita sayangi. Maka dari itu, tetaplah perjuangkan apa yang kamu percayai.

Oleh: Yumna Fitriani

Photo by Greg Rakozy on Unsplash