Semakin di rumah saja kegiatan yang sering kita lakukan menjadi semakin membosankan. Sehingga seringkali kita lebih sering membuka media sosial dan tertarik pada berbagai perdebatan warganet dalam menanggapi suatu permasalahan, baik sosial, agama, maupun politik. Tak jarang beberapa orang yang dianggap tidak beretika dalam menanggapi sesuatu langsung dihujat habis-habisan oleh para netizen. Apakah kalian juga termasuk dalam salah satunya?
Budaya cyberbullying seringkali membuat beberapa orang takut untuk menyampaikan pendapatnya. Pendapat yang berbeda dengan pemilihan kata yang kurang pas apalagi pemilihan kata yang terkesan tidak beretika akan menimbulkan berbagai ekspresi kemarahan warganet. Sehingga sebagai insan santri yang sedikit banyak harus menyampaikan keilmuannya perihal keagamaan dalam rangka berdakwah di era millenial ini perlu dibarengi dengan etika komunikasi yang sesuai dengan kaidah keislaman. Apalagi di era milenial ini segala bentuk ekspresi dan informasi lebih menarik jika disampaikan melalui media sosial. Bagaimana tidak? Setiap hari mayoritas dari kita pasti tidak luput dari membuka media sosial bukan? Bahkan segala bentuk berita mengenai peristiwa terkini saja lebih sering kita tahu dari media sosial dibandingkan portal berita atau bahkan koran.
Nah, sebagai pengguna media sosial yang baik perlu kita ketahui etika komunikasi dalam pandangan islam ketika bermedia sosial. Berikut beberapa penjelasannya:
- Qoulan Ma’rufan
…اِلَّآ اَنْ تَقُوْلُوْا قَوْلًا مَّعْرُوْفًا ەۗ …
“…kecuali sekedar mengucapkan kata-kata yang baik.”
Penggalan kalimat dalam QS. Al-Baqarah: 235 merupakan salah satu contoh kata sebagai acuan dalam berkomunikasi. Dalam berkomunikasi hendaknya menggunakan kata yang ma’ruf yaitu dengan memilih kata yang halus dan tidak menyakiti pihak lain yang bersangkutan.
- Qoulan Kariman
وَّلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيْمًا
“dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik.” (QS. Al-Isra’:23)
Melalui potongan ayat diatas beberapa peneliti mengambil kesimpulan bahwa dalam melakukan proses komunikasi salah satu etika yang perlu dipraktikkan dalam bermedia adalah dengan menggunakan bahasa yang santun dan selalu bersikap sopan serta meghormati orang lain.
- Qoulan Maysuran
…فَقُلْ لَّهُمْ قَوْلًا مَّيْسُوْرًا
“maka katakanlah kepada mereka ucapan yang pantas.”(QS. Al-Isra’:28)
Dalam konsep etika ini dapat diartikan bahwa dalam berkomunikasi hendaknya menggununakan bahasa yang mudah serta tidak ambigu untuk dipahami oleh komunikan. Hal tersebut dilakukan bertujuan untuk meminimalisir kesalahpahaman atau trouble yang terjadi ketika proses komunikasi berlangsung.
- Qoulan Balighan
…وَعِظْهُمْ وَقُلْ لَّهُمْ فِيْٓ اَنْفُسِهِمْ قَوْلًا ۢ بَلِيْغًا
“dan katakanlah kepada mereka perkataan yang membekas pada jiwanya.” (QS. An-Nisa:63)
Dalam melaksanakan proses komunikasi apalagi kita sebagai komunikator sangat penting untuk memahami konsep etika komunikasi yang satu ini, dimana pesan yang akan disampaikan haruslah tepat pada sasarannya. Jika pesan yang disampaikan sesuai dengan sasaran maka terciptalah proses komunikasi yang efektif antara komunikator dan komunikan.
- Qoulan Layyinan
فَقُوْلَا لَهٗ قَوْلًا لَّيِّنًا لَّعَلَّهٗ يَتَذَكَّرُ اَوْ يَخْشٰى
“maka berbicaralah kamu berdua kepadanya (Fir‘aun) dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan dia sadar atau takut.” (QS. Thoha:44)
Telah disebutkan jelas dalam ayat tersebut bahwa dalam melakukan interaksi yang melibatkan komunikasi semestinya menggunakann gaya penyampaian yang lemah lembut tanpa memojokkan pihak manapun denga menarik empati dan simpati melalui ketulusan hati yang lembut.
- Qoulan Sadidan
…وَلْيَقُوْلُوْا قَوْلًا سَدِيْدًا
“dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang benar.”(QS. An-Nisa:9)
Etika komunikasi yang terpenting adalah dengan menyampaikan segala bentuk pesan dan informasi sesuai dengan fakta yang ada, tidak mengandung fitnah dan membuka aib seseorang. Dengan banyaknya orang yang menerapkan etika ini maka akan semakin meminimalisir tersebarnya berita bohong yang seringkali meresahkan para warganet.
Dari berbagai istilah tersebut alangkah baiknya jika kita sedikit demi sedikit mulai mempraktikkannnya. Bukan hanya dalam bermedia saja, akan tetapi dalam ucapan keseharian kita. Karena lidah dan jari kini sama-sama menjadi hal yang sangat sensitif dalam bersosial.
Kurangnya mohon maaf, semoga bermanfaat 😊
Oleh: Kamar Q4E
Photo by Tracy Le Blanc from Pexels