Mengenal diri sendiri merupakan sebuah langkah awal untuk dapat menemukan dan mengembangkan self-love. Lalu, apa pentingnya self-love?
Self-love dalam bahasa Indonesia berarti mencintai diri sendiri. Menurut psikolog Deborah Khoshaba Psy.D, self-love adalah keadaan apresiasi terhadap diri sendiri yang bersifat dinamis, yang tumbuh dari tindakan yang mendukung pertumbuhan fisik, psikologis, dan spiritual kita. Simpelnya adalah sebuah cara untuk mencintai dan menghargai diri sendiri dengan cara yang positif. Self-love mengharuskan untuk memperlakukan dan menerima diri sendiri dengan baik dan apa adanya.
Pentingnya self-love, kita lebih bisa menerima dan menghargai diri sendiri. Self-love merupakan suatu pondasi yang memungkinkan kita untuk bersikap tegas, menjalin hubungan yang sehat dengan orang lain, mengejar mimpi dan cita-cita, serta merasa bangga kepada diri sendiri. Saat menerapkan self-love, kita akan lebih mudah untuk berpikir positif, termasuk ketika sedang marah, kecewa atau sedih. Karena hal tersebut merupakan bentuk penerimaan diri. Bukan hanya merasa tenang dalam menjalani hidup, mencintai diri sendiri juga merupakan aspek penting dan bermanfaat bagi kesehatan mental. Agar kondisi mental tetap sehat dan terjaga, maka sebaiknya kita harus menerapkan self-love.
Bagaimana tips dan trik melakukan self-love?
Yang paling penting dan pertama adalah kenali diri lebih dekat. Dengan mengenali diri lebih dekat dapat mengetahui hal-hal yang melekat pada diri sendiri seperti tujuan hidup, keinginan dalam meraih mimpi, ketakutan dan kelebihan yang mampu membuat diri lebih kuat menempuh arus kehidupan.
Kedua, tidak membandingkan diri dengan orang lain, selalu percaya diri dan tidak boleh minder apalagi insecure pada orang lain. Berusaha berfikir positif dan tanamkan dalam hati “Aku Bisa, Aku Hebat”. Ketiga, kenali ketakutan, bukan malah menjauhinya. Karena dengan mengenali rasa takut, kita akan lebih mampu menyiasati dan meringankan beban serta rasa cemas pada diri.
Keempat, menjaga kesehatan tubuh untuk menjalani gaya hidup yang positif. Karena bukan hanya soal menerima diri sendiri, tetapi juga memberikan yang terbaik atau penghargaan pada tubuh. Kelima, menjaga circle pertemanan dengan orang yang mampu memberi pengaruh positif. Karena lingkungan toxic membuat lebih sulit untuk menerapkan self-love.
Baca juga: Hari Pahlawan
Sering kali kita mengsalahartikan self-love. Niat hati ingin mencintai diri sendiri beralasan self-love dengan malah menunda-nunda sebuah pekerjaan dan bermalas-malasan hingga pekerjaan jadi terbengkalai. Bukan hanya merugikan diri sendiri karena pekerjaan tidak kunjung selesai, namun merugikan orang lain yang menjadi rekan kerja kita. Berarti itu bukan self-love, tapi egois karena telah semena-mena terhadap hak dan kepentingan orang lain.
Penerapan self-love sangat sulit, apabila kita menjalaninya dalam kehidupan nyata. Karena pada dasarnya manusia masih merasa insecure dengan dirinya sendiri. Akibat dari pikiran negatif yang ada pada diri, orang yang tidak memiliki self-love akan merasa tidak aman dan insecure. Mereka tidak percaya dengan dirinya sendiri dan membandingkan diri dengan orang lain. Maka tidak heran jika orang selalu merasa tidak puas akan kehidupannya.
Oleh karena itu, penerapan self-love sangat perlu karena memilki dampak yang besar dan efek positif dalam kehidupan. Namun juga harus ada pengendaliannya agar tidak terlalu berlebihan mencintai diri sendiri. Yang semula baik malah menjadi boomerang yang merugikan diri sendiri. Mulailah dari hal yang terkecil hingga menjadi suatu kebiasaan karena memang bukan proses yang instan. Dengan mencintai diri sendiri manusia dapat merasa percaya diri dan bangga atas keadaan pada dirinya sendiri.
Oleh: Luluk Shomitah
Sumber:
Photo by Amy Shamblen on Unsplash