Hari Ayah

HARI AYAH NASIONAL

Diposting pada 99 views

Tahukah kalian bahwa setiap tanggal 12 November di Indonesia terdapat peringatan Hari Ayah Nasional? Jika sebelumnya kita telah mengenal Hari Ibu setiap tanggal 22 Desember. Meski gaungnya tidak terlalu banyak orang mengenal dan merayakan daripada Hari Ibu. Namun, tak ayal bagi kita untuk tidak merayakannya walaupun hanya dengan ucapan manis kepada ayah tercinta.

Dalam keluarga, peran ayah dan ibu sama pentingnya. Ayah menjadi sosok penting dalam sebuah keluarga. Peringatan Hari Ayah Nasional ini bisa kita jadikan momentum untuk mengungkapkan rasa cinta dan ungkapan terima kasih kepada ayah atas apa yang selama ini ia korbankan kepada kita selaku anaknya. Selain itu, peringatan Hari Ayah Nasional juga merupakan salah satu wujud untuk menghargai perannya dalam kehidupan kita.

Sejarah Hari Ayah Nasional 12 November

Berbagai  negara, seperti Amerika Serikat, Kanada, Jerman, Italia, Hong Kong, Cina, dan sebagainya memperingati Hari Ayah pada minggu ketiga bulan Juni, sedangkan di Indoensia Hari Ayah pada 12 November. Kedua Hari Ayah tersebut memiliki sejarah yang berbeda. Hari Ayah Nasional di Indonesia memiliki sejarah tersendiri, meskipun belum banyak yang mengetahui sejarah Hari Ayah Nasional ini. Lalu, mengapa tanggal 12 November sebagai Hari Ayah?

Sejarah peringatan Hari Ayah Nasional Menurut situs Sahabat Keluarga Kemendikbud, sebenarnya berawal dari perayaan Hari Ibu pada tahun 2014 silam. Bermula ketika organisasi masyarakat yang disebut PPIP (Perkumpulan Putra Ibu Pertiwi) mengadakan perayaan hari ibu di Solo pada tahun 2014. Berbagai kalangan masyarakat menghadiri perayaan tersebut.

Selain itu, terdapat satu kegiatan yang membuat mereka menulis surat untuk ibu mereka. Dalam surat tersebut, mereka menulis berbagai hal yang mungkin malu untuk mereka sampaikan. Di antaranya menyampaikan rasa sayang yang mereka miliki, ucapan terima kasih karena telah merawat dan membesarkan mereka hingga mereka dewasa, dan yang lainnya. Di antara semua surat yang telah terkumpul, kemudian membukukan 70 surat Hari Ibu terbaik.

Baca Juga:  Sejarah Singkat dan Eskalasi Semangat Hari Kelahiran NU ke-96

Baca juga: Pentingnya Self-Love

Setelah mereka menulis surat ungkapan perayaan Hari Ibu tersebut, salah satu di antara mereka bertanya, “Kapan pelaksanaan perayaan Hari Ayah? Kami pasti akan ikut merayakan lagi”. Mendengar pertanyaan tersebut, PPIP sebagai paguyuban satu hati lintas agama dan budaya, merasa penasaran kapan pelaksanaan Hari Ayah. Sehingga mereka mencari info mengenai hal tersebut.

Mereka mendatangi DPRD Kota Surakarta untuk menanyakan kapan perayaan Hari Ayah. Selain itu, mereka juga bertanya apakah boleh jika suatu paguyuban atau seseorang menetapkan kapan perayaan Hari Ayah. Namun, mereka tidak mendengar jawaban yang memuaskan dari DPRD kota Surakarta. Setelah melakukan perbincangan yang cukup lama mengenai Hari Ayah, akhirnya penetapan Hari Ayah Nasional pada tanggal 12 November.

Penetapan Hari Ayah Nasional bersamaan dengan Hari Kesehatan. Karena ketika memutuskan tanggal Hari Ayah, mereka terfikirkan semboyan “Semoga Bapak Bijak, Ayah Sehat, Papah Jaya”. Oleh karena itu, 12 November ditetapkan sebagai Hari Ayah Nasional.

Di waktu yang bersamaan di Maumere, Flores, NTT mendeklarasikan Hari Ayah. Sehingga pada saat itu juga membukukan 100 surat terbaik untuk ayah dari seluruh anak di Indonesia dengan judul “Kenangan untuk Ayah”. Penyerahan buku “Kenangan untuk Ayah” kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan bupati di 4 daerah di Indonesia, yaitu Sabang, Merauke, Sangir Talaud, dan Pulau Rote. Sejak saat itu, 12 November sebagai Hari Ayah Nasional hingga saat ini.

“Tak kenal lelah, juga tak kenal kata menyerah. Punggungnya yang selalu tegap memberikan perlindungan, pundaknya yang selalu kuat menahan beban. Peluhnya yang bercucuran setiap kali melakukan pengorbanan tanpa pernah mengharap balasan. Dia adalah Ayah, segala jiwa raga rela ia korbankan untuk anak yang selalu ia banggakan. Selamat Hari Ayah Nasional 2021! Semoga senantiasa sehat selalu.”

Baca Juga:  Menu Andalan Santri: Tahu Berenang?

Oleh: Nada Salwa Anni’mah

Sumber:

edukasi.kompas.com

news.detik.com

Photo by EIELEI on Unsplash