Rasulullah SAW merupakan sosok mulia dan makhluk yang paling sempurna di dunia. Beliau lahir pada tanggal 12 Rabiul Awal. Namun mengapa Rasulullah yang mulia lahir pada bulan Rabiul Awal? Bukan pada bulan-bulan mulia dalam Islam (asyhurul hurum), yakni Muharram, Dzulqa’dah, Dzulhijjah, dan Rajab? Nah, seperti yang sudah kita ketahui bahwa setiap peristiwa pasti terdapat hikmah yang menyertainya.
Allah memilih kelahiran Rasulullah SAW pada bulan Rabiul Awal bukanlah tanpa alasan yang tidak pasti. Sebagaimana mengutip perkataan Sayyid Muhammad ibn Alawi Al-Maliki, dalam kitabnya adz-Dzakhâir al-Muhammadiyyah (Daru Jawami’il Kalim, Kairo, 42), menyebutkan:
“Sesungguhnya kelahiran Nabi Muhammad SAW berada di bulan Rabi’ (awal) menurut pendapat yang shahih. Bukan di dalam bulan Muharram, Rajab, Ramadhan dan lain sebagainya dari bulan-bulan yang mulia. Karena Nabi tidak mulia karena sebab masa atau waktu. Namun waktu-lah yang menjadi mulia sebab Nabi Muhammad lahir. Begitu pula tentang (kemuliaan) tempat. Jika Nabi dilahirkan di bulan-bulan (mulia) tersebut, bisa jadi akan menimbulkan persepsi, Nabi mulia gara-gara lahir di bulan mulia. Maka, Allah menciptakan kelahiran Baginda Nabi di bulan lain yang justru memberi pertolongan dan kemuliaan di bulan lain itu sendiri.”
Jadi, Rasulullah mulia bukan sebab terlahir di bulan-bulan yang mulia, namun beliau murni terlahir menjadi sosok yang mulia.
Hikmah Dibalik Kelahiran Rasulullah SAW Pada Bulan Rabi’ul Awwal
Terdapat 4 hikmah dibalik lahirnya Rasulullah pada hari Senin bulan Rabiul Awal, seperti yang dikutip oleh Jalaluddin As-Suyuthi dalam kitabnya yakni Husnul Maqshid fi Amalil Maulid, yang mana beliau mengutip pernyataan Ibnul Haj Al-Abdari Al-Maliki Al-Fasi:
- Senin adalah hari di mana Allah menciptakan pohon. Hari Senin mengingatkan pada penciptaan makanan pokok, rezeki, aneka buah, dan ragam kebaikan yang menjadi logistik dan asupan manusia serta menyenangkan hati manusia.
- Kata Rabi’ pada lafadz Rabiul Awal jika dilihat dari segi bahasa berarti “musim semi” sebagai isyarat dan optimistis. Pernyataan ini sejalan dengan Abu Abdirrahman As-Shaqli, bahwa “Setiap orang memiliki nasib (baik) dari namanya.”
- Musim semi (Ar-Rabi’) merupakan musim yang paling pas (adil) dan terbaik. Pernyataan ini memberikan penjelasan mengenai syariat Rasulullah SAW yang paling adil (paling toleran).
- Allah SWT memang ingin memuliakan waktu tersebut dengan kelahiran Rasulullah SAW.
Demikian beberapa hikmah dibalik kelahiran Rasulullah SAW dilahirkan bukan pada bulan-bulan yang mulia (asyhurul hurum). Salah satu sebabnya yakni Allah ingin memuliakan bulan tersebut atas kelahiran Baginda Rasulullah SAW.
Oleh: Rosyidatul Untsa
Sumber: islam.nu.or.id
Photo by Rumman Amin on Unsplash