Akhir-akhir ini media sedang diramaikan dengan suatu tagar “Indonesia Terserah”. Guru Besar Psikologi Sosial UGM, Prof. Faturochman menilai munculnya “Indonesia Terserah” merupakan bentuk protes para tenaga medis terhadap pemerintah dan masyarakat. Menurut beliau, para tenaga medis mengharapkan adanya kebijakan yang tegas dari pemerintah. Selain itu, tagar ini juga dianggap sebagai kritikan atas perilaku beberapa masyarakat yang tidak peduli terhadap protokol kesehatan penanggulangan Covid-19.
Acuh tak acuh menjadi biang dari permulaan. Berbagai foto dan video yang menampilkan berbagai keadaan tempat seperti bandara ataupun pusat perbelanjaan yang kembali dibuka hingga menyebabkan kondisi semakin tidak karuan. Berbagai sorotan tentang kembali ramainya beberapa tempat tersebut membuat sebagian orang geleng-geleng kepala, tak mengerti apa yang mereka mau. Anjuran pemerintah tidak mau dipatuhi, menjaga keluarga dari wabah tak mereka jalankan, bahkan keselamatan nyawa sendiri tidak dipedulikan. Tidak sedikit yang berpikiran untuk memanfaatkan peluang ketika bandara dan pusat perbelanjaan dibuka. Bisa nyelonong mudik, cuci mata melihat diskon bertebaran dan kembali menghirup udara bebas yang sebenarnya bebas tapi berbahaya. Tetapi tidak sedikit pula mereka yang rela mengorbankan jiwa dan apapun yang mereka miliki demi orang lain.
Mengutip komentar seorang dokter bernama Anggi dalam laman Kompas.com, “Petugas kesehatan berjuang untuk memutus rantai Covid-19, sementara di lain pihak, orang hanya melanggar aturan… ini seperti cinta tak berbalas #IndonesiaTerserah”. PB IDI juga meminta kepada pemerintah supaya tidak melonggarkan PSBB sampai ada data pendukung yang tepat hingga indikator dan kriteria terpenuhi, baik itu indikator medis, epidemologi dan sistem kesehatan.
Jika melihat jumlah korban Covid-19 yang semakin merangkak naik, maka sudah seharusnya masyarakat memiliki kesadaran untuk selalu berpartisipasi mendukung aturan pemerintah, dan selalu memanjatkan doa kepada Yang Kuasa.
Oleh: Iqna Isti’nafiyah
Foto: Instagram @dr.tirta