Tahun 2020 menjadi tahun yang sangat luar biasa bagi semua orang di dunia, di mana terdapat sesuatu yang sebelumnya belum pernah terjadi yakni pandemi Covid-19. Pandemi telah membuat segalanya menjadi berbeda; sekolah dari rumah, bekerja dari rumah, kebiasaan mencuci tangan dan memakai masker, serta imbauan untuk tidak berkerumun. Hal ini tentu saja sangat berat untuk dilakukan—meskipun sejak awal munculnya virus tersebut membuat kita terbiasa dengan sesuatu yang disebut dengan “New Normal”.
Pandemi Covid-19 tentu berdampak pula bagi kesehatan mental jutaan orang.
”Kita tahu bahwa tingkat kecemasan, ketakutan, isolasi, jarak dan pembatasan sosial, ketidakpastian dan tekanan emosional yang dialami telah meluas saat dunia berjuang untuk mengendalikan virus dan mencari solusi.” ungkap Ingrid Daniels, President World Mental Health Day.
Lalu apa sebenarnya kesehatan mental itu?
Menurut WHO, kesehatan mental adalah keadaan sejahtera di mana seseorang menyadari kemampuannya sendiri, dapat mengatasi tekanan hidup yang normal, dapat bekerja secara produktif, dan mampu memberikan kontribusi kepada komunitasnya. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, mental merupakan sesuatu yang bersangkutan dengan batin dan watak manusia, yang bukan bersifat badan atau tenaga. Jadi, pada dasarnya kesehatan mental adalah sesuatu yang menyangkut batin dan perasaan kita, di mana kita mampu mengatasi tekanan hidup dan melakukan suatu pekerjaan dengan baik.
Hari Kesehatan Mental Dunia atau World Mental Health Day diperingati setiap tanggal 10 Oktober. Pada awalnya, Hari Kesehatan Mental Dunia tidak memiliki tema khusus. Tujuannya adalah untuk mempromosikan advokasi kesehatan mental dan mendidik publik tentang isu-isu yang relevan. Tahun ini, WHO, bersama dengan organisasi mitra, United for Global Mental Health dan World Federation for Mental Health, menyerukan peningkatan besar-besaran dalam investasi kesehatan mental. Untuk mendorong tindakan publik di seluruh dunia, kampanye Hari Kesehatan Mental Sedunia, “Gerakan untuk Kesehatan Mental: Mari Berinvestasi” telah dimulai pada bulan September.
Dilansir dari laman Mental Health Foundation, kesehatan mental adalah urusan semua orang. Kita semua pernah merasa sedih atau stres atau ketakutan. Seringkali perasaan itu berlalu. Tapi terkadang perasaan tersebut berkembang menjadi masalah yang lebih serius dan itu bisa terjadi pada salah satu dari kita.
Oleh karenanya, penting untuk saling mengerti dan memahami satu sama lain di masa pandemi ini. Support ataupun apresiasi kecil sangat dibutuhkan. Jangan enggan berbagi, kadang kita perlu untuk mengetahui dan mengatakan apa yang sedang kita rasakan.
Oleh: Anu’ma Syifaus Safa’ah
Foto oleh Madison Inouye dari Pexels
Sumber: