Salah satu tujuan turun surah ini, yaitu untuk menanamkan optimisme, khususnya kepada orang yang ragu-ragu. Surat ini berbicara tentang anugerah yang diberikan Allah kepada Nabi Muhammad dengan tujuan supaya beliau tetap optimis menghadapi masa depan. Selain itu, ditujukan juga kepada umatnya agar selalu optimis menghadapi masa depan. Ayat 1 أَلَمْ

Hai kamu yang sekarang menjadi tempat berdiriku Bisakah kau ubah awan cerahmu itu? Bisakah kau turunkan hujan untukku? Biarkan air mataku menyatu dengan derasnya air hujan yang turun Bisakah kau lakukan itu untukku, dunia?   Tahukah engkau aku malu dengan malammu Mungkin sampai malammu bosan mendengarkan Walaupun ku tau dia

Apa yang Tuhan titipkan padanya Untuk disampaikan padaku? Apakah tentang sebuah laut Yang nyatanya tak selalu biru Ataukah mengenai sebuah langit Yang faktanya tak selalu biru Atau mungkin semua hal Memiliki warna biru-nya masing-masing? Apa yang Tuhan titipkan padanya Untuk disampaikan padaku? Mungkin hujan yang tetap garang Dengan atau tanpa

Sabtu (23/07), Pondok Pesantren Al-Munawwir Krapyak Yogyakarta kedatangan tamu agung, yaitu Syeikh Abdul Aziz Asy-Syahawi Al-Husaini. Beliau merupakan Mahaguru Ulama Mazhab Syafi’i Universitas Al-Azhar Mesir. Tujuan kedatangan beliau ini adalah untuk melaksanakan muhadloroh dan ijazah ammah Al-Qur’an dan fikih di Masjid Jami’ Pondok Pesantren Al-Munawwir Krapyak Yogyakarta. Acara dimulai pukul

Biarkan ku awali dari belakang Ini bukanlah penutup,  Melainkan permulaan kisah yang akan dikenang Setengah dari kisahku meletup – letup Dan yang lain terperosok dalam jurang Tentangmu sosok yang terus berucap Tentangku yang hidup dalam bayang – bayang   Ada kalanya kata tak enak terdengar beradu juga ada masa tawa

Ketika terdapat suatu hal yang terjadi di kehidupan manusia, seringkali kita mendengar petuah untuk ikhlas yang juga berarti sama dengan merelakan. Lalu apa itu ikhlas? Dan bagaimana kita bisa meraih ikhlas?  Menurut Prof. Quraish Shihab, ikhlas berbeda dengan merelakan, tetapi lebih dari merelakan. Berikut penjelasannya. Ikhlas Ikhlas diambil dari kata

K.H. Ahmad Bahauddin Nursalim atau yang biasa disapa Gus Baha menjelaskan tentang “Melakukan Hal Baik Tanpa Perlu Takut Untuk Dikomentari”. Berikut penjelasan Gus Baha: Imam Syafi’I berkata, مِنْ مَكَايِدِ الشَّيْطَانِ تَرْكُ العَمَلِ خَوْفًا مِنْ أَنْ يَقُوْلَ النَّاسُ إِنَّهُ لَمُرَاءٍ Termasuk tipu daya setan salah satunya adalah meninggalkan amal karena khawatir

Melanjutkan penjelasan oleh Habib Quraish Shihab dalam episode Shihab & Shihab bersama putrinya Najwa Shihab mengenai bagaimana menghadapi kematian orang yang tersayang. Seperti yang kita tahu bahwa tidak akan mudah bagi siapapun ketika ia ditinggalkan oleh seorang yang tersayang untuk selamanya. Terpukul dan sedih adalah reaksi alamiah yang akan manusia

Pada Al-Qur’an surat Al Baqarah ayat 267 yang berbunyi : يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَنْفِقُوْا مِنْ طَيِّبٰتِ مَا كَسَبْتُمْ وَمِمَّآ اَخْرَجْنَا لَكُمْ مِّنَ الْاَرْضِ ۗ وَلَا تَيَمَّمُوا الْخَبِيْثَ مِنْهُ تُنْفِقُوْنَ وَلَسْتُمْ بِاٰخِذِيْهِ اِلَّآ اَنْ تُغْمِضُوْا فِيْهِ ۗ وَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ غَنِيٌّ حَمِيْدٌ Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan

Tanggal 17 Juli diperingati sebagai Hari Keadilan Internasional atau International Justice Day. Hari Keadilan Internasional merupakan momentum untuk menyuarakan penegakan keadilan dan komitmen pemerintah atas penegakan keadilan yang menyeluruh. Adanya peringatan Hari Keadilan Internasional berasal dari Statuta Roma yang merupakan sebuah perjanjian Internasional. Pada tanggal 17 Juli 1988, peserta dari 139