Ibu Nyai Kami, Kartini Masa Kini

Diposting pada

Ibu Nyai kami, Ibu Nyai Hj. Husnul Khotimah Warson, adalah salah satu perempuan hebat  pengasuh pesantren di kota santri Krapyak. Bersamaan dengan sosok wanita hebat lainnya seperti Ibu Nyai Hj. Ida Fatimah Zainal dan Ibu Nyai Hj. Nafisah Ali, Ibuk (panggilan para santri kepada beliau) meneruskan estafet kepengasuhan pesantren sepeninggal suami Beliau, KH. Ahmad Warson Munawwir 2013 lalu. Bersama dengan para putra dan menantu, beliau mampu mengasuh, bahkan membesarkan pesantren rintisan Yai Warson.

Dalam cerita beliau ketika sarasehan dengan Alumni, saat pertama kali Bapak (sapaan akrab  dari para santri) mendirikan Komplek Q adalah atas dawuh Kyai Ali Maksum. Saat itu, dawuh Yai Ali untuk mendirikan pesantren bagi para pelajar dan khususnya mahasiswa sempat memberatkan Bapak. Dalam penggalih bapak, nantinya pondok pesantren hanya sebagai ‘samben’ dan tempat tinggal saja di tengah hiruk pikuk dunia perkuliahan. Namun dengan dukungan Ibuk lah, dawuh tersebut kemudian bapak laksanakan.

Kemudian setelah berdiri, ibuk dengan setia dan kasih sayangnya mendukung dan mendampingi bapak berjuang mengembangkan  PP  Al-Munawwwir Komplek Q hingga kini telah berjumlah kurang lebih 400 santri.

Baca juga Teruntuk Perempuan Hebat di Dunia

Setelah bapak wafat pada 2013, ibuk bahkan telah berhasil mewujudkan cita-cita bapak untuk dapat mendirikan pesantren tahfidz untuk anak-anak putri. Pesantren anak tersebut bernama Madrasah Tahfidz Putri Anak yang berkembang pesat dengan jumlah kurang lebih 100 santri  sejak di dirikan pada 2015. Kini, ibuk beserta para dzuriyah  berhasil mengembangkan  MI Tahfidz El-Muna Q pada 2017, Madrasah Tahfidz Putri Remaja serta MTs Tahfidz El-Muna Q pada 2021.

Dari segi pembangunan, sepeninggal bapak, ibuk telah berhasil menambah 2 gedung megah MTPA-MTPR bertingkat 3 dan 4. Selain itu, ada parkiran basement, penambahan  gedung baru pesantren (Q9 dan Q10) dan  lahan parkir, bangunan MTsTQ El Muna Q serta Balai Pelatihan Kerja (Pajangan).

Dengan begitu, ibuk tidak pernah melupakan perannya sebagai istri dan ibu bagi bapak dan para putra. Putra-putri beliau dahulu di masa kecilnya mengaji dan menghafalkan al-Qur’an pertama kepada beliau. Ibuk, piyantun yang asih, cerdas, dan begitu tangguh yang dengan kelembutan, kasih sayang dan ketegasannya telah menasehati dan menginspirasi kami para santri putrinya, baik melalui pangandikan maupun tindakan. Ibuk, Ibu Nyai Husnul Khotimah Warson, Ibu Nyai kami adalah Kartini abad ini.

 

Oleh : Kamar 6A

Foto: dokumentasi pribadi