Kajian Kitab Mukhtashar Ihya’ Ulumuddin oleh ust. Moh. Thoifur
Bab 9 : Tentang Tilawah Al-Qur’an
Fasal 1 : Tentang Celaan bagi Tilawahnya Orang yang Lalai
Halaman 65, cetakan DKIS
Ada satu riwayat menarik saat ngaji kemarin. Sedikit yang saya pahami dari sebuah riwayat, menarik untuk dijadikan sebagai renungan. Kurang lebih, begini…
Di dalam Taurat, Allah Cemburu
Wahai hamba-Ku!
Kamu nggak malu apa sama Saya ?
Kamu itu posisi lagi di jalan, lagi melakukan perjalanan.
Terus ada temanmu datang ngasihkan sebuah surat cinta.
Kamu yang awalnya lagi jalan, sampai mbela-mbelain berhenti, duduk, cuma buat baca itu surat.
Kamu baca,
Kamu pikirkan,
Kamu angan-angan,
Kamu ulang-ulang,
Huruf demi huruf,
Sampai gaada satu pun yang luput, sama sekali.
LAH INI KITAB TAURAT!
SAYA SENDIRI yang menurunkan kitab ini buat kamu.
SAYA TULISKAN macam-macam hal buat kamu.
BERKALI-KALI Saya ulang-ulang.
Biar apa?
Biar kamu bisa memikirkan,
mengangan-angan,
apa yang Aku firmankan.
Tapi apa yang kamu lakukan?
KAMU MALAH BERPALING DARIKU!
Sebegitu remeh-kah Aku di matamu dibanding temanmu itu,
Wahai hamba-Ku…?
nggak berhenti di situ,
Firmannya Allah masih berlanjut…
Temanmu datang, ngajak kamu ngobrol.
Kamu benar-benar memperhatikannya dengan seksama.
kamu dengarkan, kamu simak, kamu resapi sepenuh hati.
Sampai-sampai, kalau ada orang lain menyela obrolan temanmu tadi, kamu sampai menepisnya, “Hey, aku masih mendengarkan temanku ini berbicara!’
LAH INI AKU, TUHANMU,
DAN KAMU ITU HAMBAKU
Aku merendah dan menghadap kepadamu, mengajakmu berbicara.
TAPI KAMU MALAH BERPALING,
menghindariku tanpa mau mendengarkanku. Sama sekali.
Sebegitu remeh-kah Aku di matamu dibanding temanmu itu,
wahai hamba-Ku…?
[Dialog Allah Swt dengan manusia]
Penulis: Salsabila Amany Putri
Pictured by Masjid MABA on Unsplash
Disarikan dari Pengajian Kitab Mukhtashar Ihya’ Ulumuddin bersama Ustadz Moh. Thoifur – Program Khusus Ramadan (PKR) 1445 H – Pondok Pesantren Al-Munawwir Komplek Q