Imam Al-Baqilani yang memiliki nama lengkap Al-Qodli Abu Bakar Muhammad bin At-Thayyib bin Muhammmad bin Ja’bar bin Al-Qasim Al-Baqilani adalah seorang ulama kelahiran Bashrah. Tidak ada keterangan secara pasti yang menjelaskan tanggal dan tahun beliau dilahirkan. Imam Al-Baqilani wafat pada hari Sabtu bulan Dzulqo’dah tahun 403 H di tanah Qin. Beliau merupakan seorang ulama madzhab Maliki dan seorang teolog madzhab Al-Asy’ari yang berasal dari Kota Bashrah dan menetap di Baghdad.
Ada satu kisah menarik tentang perdebatan antara Imam Al-Baqilani dan Raja Romawi kala itu. Imam Al-Baqilani adalah seorang ulama’ besar di masanya yang dikirim oleh penguasa Irak ke Kota Konstantinopel untuk mendebat kaum Nashara pada 371 H.
Kabar kedatangan itu pun didengar oleh Raja Romawi, ia pun memerintahkan para pengawalnya untuk memendekkan ukuran tinggi pintu masuk ke hadapannya. Tujuannya adalah supaya ketika Al-Baqilani akan masuk menghadapnya, kepala serta badannya terpaksa harus ditundukkan layaknya seperti orang yang sedang ruku’.
Setibanya Al-Baqilani di istana, ia mengetahui perihal rekayasa tersebut, maka di depan pintuu ia putar badannya ke belakang, lalu mengambil posisi ruku’ dan masuk ke pintu menuju Sang Raja dengan berjalan mundur. Menjadikan sisi belakang tubuhnya sebagai ganti dari wajahnya yang menghadap kepada Raja. Sang Raja pun menyadari bahwa ia sedang berhadapan dengan orang yang pintar.
Kemudian Al-Baqilani mengucapkan kata penghormatan—bukan salam—mengingat Rasulullah saw. melarang untuk mengawali salam kepada Ahlul Kitab. Lalu ia pun menoleh kepada pendeta dan bertanya “Bagaimana kabar Anda serta bagaimana kabar istri dan anak Anda?”
Raja Romawi pun marah sambil berkata “Tidakkah kau tahu pendeta kami tidak menikah dan tidak melahirkan anak?”. Lalu Al-Baqilani menimpali “ Allahu Akbar, Allah Maha Besar! Kalian mensucikan Pendeta-pendeta kalian dari menikah dan memiliki anak, tapi menganggap Tuhan kalian menikahi Maryam dan melahirkan Isa”. Sang Raja pun semakin marah, lalu dengan lancangnya berkata “Apa pendapatmu tentang apa yang diperbuat oleh Aisyah?”, Al-Baqilani menjawab “Jika Aisyah telah dituduh oleh kaum Munafik dan Rofidhoh (Syi’ah), maka sesungguhnya Maryam juga mendapatkan tuduhan oleh kaum Yahudi. Keduanya sama sucinya. Hanya saja, Aisyah menikah, tapi tak mempunyai anak, sedangkan Maryam mempunyai anak tapi tanpa pasangan. Namun mustahil keduanya melakukan apa yang dituduhkan padanya.
Raja Romawi pun makin kelimpungan. Lalu ia kembali bertanya:
Raja: “Apakah Nabi mu ikut berperang?”.
Al-Baqilani: “Ya”.
Raja: “Apakah ikut perang di barisan paling depan?”.
Al-Baqilani: “Ya”.
Raja: “Apakah meraih kemenangan?”.
Al-Baqilani: “Ya”.
Raja: “Apakah ia mengalami kekalahan?”.
Al-Baqilani: “Ya”.
Raja: “Aneh sekali, Nabi tapi dikalahkan”.
Al-Baqilani: “Apakah ada Tuhan tapi disalib?”
Maka Raja pun terdiam.
TAMAT
Oleh: Rosyidatul Untsa
Gambar: https://alif.id/read/kholili-kholil/adu-kecerdasan-antara-al-baqillani-dengan-raja-romawi-b219124p/
Sumber:
Laduni.id
Pcnukendal.com
Annasindonesia.com