Orientasi Studi dan Pengenalan Pondok (OSPEP) Al-Munawwir Komplek Q dilaksanakan pada 26 – 28 Maret 2021. Acara ini mengusung tema “Glow Up Your Self with Increase Your Quality”. Saat ini sedang marak berbagai jenis skincare dan perawatan tubuh lainnya untuk mempercantik dan memperindah wajah dan tubuh. Dengan mengangkat tema ini diharapkan para santri Komplek Q tidak hanya berlomba-lomba untuk mempercantik fisik saja, bukan hanya glow up wajahnya saja, tapi berbanding lurus dengan meningkatnya kualitas diri, bertambahnya kapasitas akhlaqul karimah dan keilmuan.
Acara OSPEP yang berlangsung selama tiga hari ini terdiri dari berbagai acara, salah satunya adalah talk show motivasi. Talk show motivasi ini berlangsung pada hari kedua dari rangkaian OSPEP. Narasumbernya adalah Dr. Nurus Sa’adah, S.Psi., M.Si, Psikolog. Beliau juga salah satu anggota HALQIMUNA (Himpunan Alumni Komplek Q Al-Munawwir). Selain menjadi anggota, Bu Nurus Sa’adah juga yang mencetuskan singkatan HALQIMUNA.
Semasa mondok di Komplek Q, beliau sangat dekat dengan Bapak Warson, sangat dekat dengan keluarga ndalem, dan aktif dalam berbagai kegiatan pondok. “Bersyukurlah karena Anda berada di pesantren yang tepat”, tutur beliau. Komplek Q didirikan oleh Sang Pionir Kamus Al-Munawwir, KH. Ahmad Warson Munawwir yang ketawadhu’annya dan kealimannya luar biasa. Kemudian setelah bapak wafat, Komplek Q diasuh oleh Bu Nyai Hj. Husnul Khotimah Warson beserta anak dan menantunya.
Pendidikan Psikologi yang Bu Nurus Sa’adah tempuh linier, mulai dari S1, Pendidikan Profesi, S2 Psikoloogi Industri dan Organisasi, S3 psikologi Industri dan Organisasi keseluruhannya ditempuh di Psikologi Universitas Gajah Mada. Beliau membuka materi dengan menyuguhkan pertanyaan “Apa yang ingin Anda dapatkan dari mondok di pesantren?” beberapa peserta OSPEP antusias menjawab pertanyaan, ada yang menjawab agar mendapat berkah kyai dan nyai, ada yang menjawab agar dapat ilmu yang manfaat dunia dan akhirat. “Awalilah dengan memperhatikan akhir”, begitu ucap beliau.
Ketika seorang santri sudah memutuskan untuk mondok, untuk memulai langkah awalnya di pondok, maka harus menyelesaikannya, harus sampai pada bagian akhir. Harus berkomitmen menyelesaikan madrasah diniyah, bagi santri tahfidz, maka harus berkomitmen mennyelesaikan hafalannya hingga khatam. Jangan sekali-kali jadikan pondok kambing hitam bagi kegiatan kampus. Pondok tidak membatasi kita, justru dengan berada di pondok memacu semangat santri untuk berprestasi di kampus. “Mondok dan kuliah” kata itu paling tepat digunakan ketimbang ”mondok sambil kuliah” atau “kuliah sambil mondok”. Kata ‘sambil’ seakan-akan mengesampingkan salah satunya. Santri juga harus berpendidikan tinggi, jangan merasa puas setelah sudah sarjana S1. Lanjutkan menuntut ilmu hingga jenjang-jenjang berikutnya.
Baca juga
- Sambut Haul Bapak Ke-12 : Bersihkan Hati, Bersihkan Diri
- Haul Bapak Warson ke-12: Majelis Simaan Al-Qur’an Khotimat 30 Juz Bil Hifdzi
- Road To Haul Bapak Warson ke-12, Diawali Dengan Muqoddaman 12x
- Santri Memanggil: Santri Bergerak Seruan Aksi Damai
Setiap masalah itu netral. Tinggal bagaimana kita memaknai permasalahan tersebut, apakah ditanggapi dengan sudut pandang positif, atau sebaliknya sudut pandang negatif. Ini yang disebut dengan ”Self Talk”. Bu Nurus Sa’adah menjelaskan bagaimana kita mempunyai self talk yang baik agar menyikapi permasalahan-permasalahan dengan sudut pandang yang positif. Sebagai contoh saat ada orang yang ngebut dalam berkendara kemudian kita hampir tertabraknya, orang dengan self talk negatif akan marah dengan sang pengendara, atau bahkan bisa menghujat dengan kata yang kurang pantas. Namun, orang dengan self talk positif akan memandangnya dari sudut pandang lain, barangkali pengendara itu sedang buru-buru menjenguk istrinya yang sakit, atau sedang kebelet buang air, dan berbagai kemungkinan lainnya.
Bu Nurus Sa’adah juga memberikan trik jitu agar selalu semangat dalam beraktivitas. Saat bangun tidur setelah berdoa, tersenyumlah selama 20 detik (pakai stopwatch juga boleh). Tersenyumlah tanpa alasan. Lakukan itu selama 21 hari berturut-turut sertai dengan rasa syukur dan berdoa. Tapi ingat ya, senyum saja jangan ngakak. Aneh juga dong kalau bangun tidur langsung ngakak. Terapi seperti ini jika dilakukan setiap pagi secara rutin akan membangun energi dan aura positif dalam diri.
Setelah pemaparan materi dilanjutkan dengan sesi tanya jawab, para peserta antusias bertanya, baik peserta offline di mushola barat maupun peserta online melalui zoom. Setelah sesi tanya jawab selesai dilanjutkan dengan penyerahan sertifikat secara simbolis kepada Bu Nurus Sa’adah dan penutupan talk show oleh moderator.
Oleh: Hanin Nur Laili