Sebagai manusia, sangat penting untuk mengisi asupan diri berupa makanan sebagai penambah energi ketika sedang beraktivitas. Begitu juga dengan santri yang punya banyak kegiatan di dalam pondok pesantren, mengharuskan mereka untuk terpenuhi asupan dengan baik. Makanan di pondok pesantren terkenal dengan kesederhanaannya yang unik dan apa adanya.
“Kamu kalo di pondok makan pakai lauk apa?”. Begitulah pertanyaan yang sering diajukan oleh beberapa teman sejauh ini. Kebanyakan dari beberapa santri ada yang memilih untuk tetap berhemat dengan berkedok qonaah atau biasa disebut neriman. Ada juga santri yang memilih membeli di luar agar bisa makan enak dan sesuai keinginan.
Dari banyaknya makanan yang ada, sebagai seorang santri seringnya lebih memilih yang berkah dan sederhana. Perihal makanan, semua pasti ada berkahnya jika kita bersyukur. Salah satu makanannya yaitu tahu berenang dari ndalem (tempat tinggal atau rumah pengasuh dalam suatu pondok pesantren). Lauk yang dihasilkan dari endapan perasan biji kedelai yang kemudian diolah oleh mbak atau kang abdi ndalem menjadi tahu yang sangat menarik perhatian para santri untuk segera menyantapnya.
Julukan yang unik ini menjadi perhatian publik karena membuat orang bertanya-tanya. Tahu bisa berenang?, emang bisa?, dan pertanyaan lainnya. Asal mula tahu berenang ini hanyalah sebutan yang sering diucapkan para santri ketika lauk di pondok mendapatkan tahu yang dikasih kuah santan atau kuah gule atau juga kuah yang tidak ada rasa.
Dinamakan tahu berenang dikarenakan tahunya mengembang diatas kuah yang rasanya tidak ada tandingan. Sehingga timbul seperti orang yang berenang. Lauk sederhana itu sangat nikmat di lidah para santri karena terdapat rasa keberkahan yang belum tentu semua orang bisa menikatinya secara cuma-cuma.
Meninjau dari kesehatan, tahu ini sangat kaya akan protein dan memiliki banyak manfaat didalamnya. Seperti menurunkan risiko kolestrol tinggi, menjaga kesehatan jantung, mencegah kanker, meningkatkan fungsi ginjal, mengoptimalkan kesehatan tulang, meningkatkan kesehatan otak, menurunkan risiko diabetes, mengoptimalkan fungsi ginjal, menurunkan risiko peradangan tubuh, mengoptimalkan pertumbuhan rambut, membantu menurunkan berat badan, melancarkan pencernaan, dan masih banyak lagi manfaat lainnya.
Dalam kehidupan, kita perlu memberi hak diri sendiri yaitu dengan makan makanan yang sehat dan bergizi. Sebagai santri, keberkahan dari seorang guru adalah prioritas utama. Maka dari itu, untuk memenuhi hak diri sendiri mereka memberi asupan dengan makanan yang telah disediakan dari pondok, karena sudah pasti keberkahan akan berada di dalamnya.
Meskipun hanya sekedar makan tahu berenang diatas kuah, hal itu tidak menjadi masalah besar bagi para santri. Toh mereka juga sedang belajar tentang kehidupan yang sederhana dan apa adanya. Semua orang yang pernah nyantri pasti faham betul dengan lauk tersebut. Jika kebahagiaan bisa didapatkan dari kesederhanaan, penyakit akan menghindar dengan sendirinya. Karena pengaruh lingkungan yang positif dan apa yang masuk dalam tubuh kita juga positif.
Penulis: Kavina Bi’izzika