K.H Khusnan Mustofa Ghufron merupakan sosok kyai yang tak bisa terpisahkan dari perjalanan organisasi Nahdlatul Ulama. Bagaimana tidak, beliau adalah ketua PBNU Lampung yang menjabat selama dua priode, yaitu tahun 1992-1997 dan 1992-2002.
K.H Khusnan Mustofa Ghufron berasal dari Blitar, pindah ke Lampung mengikuti keluarganya pada tahun 1952. Ketika itu usia beliau masih 10 tahun. Mereka menetap di Kecamatan Purbolinggo, Kabupaten Lampung Tengah (sekarang Lampung Timur). Di tempat inilah kyai Khusnan belajar ilmu agama.
Sifatnya yang lembut namun tegas, berani, rendah hati dengan semua orang dan suka menolong adalah sifat yang di miliki beliau. Beliau tak segan datang kepada ulama yang membutuhkan bantuannya. Bantuan selalu beliau lakukan untuk para ulama termasuk menjual cincin istri beliau hanya untuk membantu kebutuhan seorang ulama’ dalam melakukan aktivitas dakwah. Masya Allah sangat baik sekali beliau. Sikap kepemimpinan K.H Khusnan yang tegas dan suka membantu sehingga membuat beliau di juluki “Singa Putih Penjaga Rimba” .
Dalam keluarganya beliau merupakan sosok ayah yang lembut. Anaknya, Gus Isro’ Sultoni atau Gus Is bercerita ketika beliau membangunkan anak-anaknya tidur tidak dengan suara keras, namun hanya menepuk nepuk gorden kamar. Tapi, ketika ia sedang ceramah sangat lama, beliau menggunakan suara keras seperti Presiden Soekarno.
Baca juga:
- Sambut Haul Bapak Ke-12 : Bersihkan Hati, Bersihkan Diri
- Haul Bapak Warson ke-12: Majelis Simaan Al-Qur’an Khotimat 30 Juz Bil Hifdzi
- Road To Haul Bapak Warson ke-12, Diawali Dengan Muqoddaman 12x
- Santri Memanggil: Santri Bergerak Seruan Aksi Damai
- SANTRI PUTRI MENDUNIA
Meski lembut dan ramah beliau pernah memberikan tausiah. Kemudian datanglah sekelompok preman yang membawa kegaduhan dan memainkan gitarnya. Ketika itu beliau langsung turun dari panggung dan melempar gitarnya sampai rusak. Tetapi, sekelompok preman tersebut hanya diam, lalu membubarkan diri.
Selain ketegasan dan kelembutan sifat sifat beliau, beliau yang masih berusia 12 tahun sudah mempunyai tirakat. Ada yang menyebutkan “Nulayani Adat” , Kyai Khusnan membuat angkringan di bawah pohon kelapa, dimana tempat tersebut digunakan untuk wirid dan amalan-amalan Islam.
Semasa hidupny,a beliau hidup tak begitu berkecukupan. Bahkan sampai sekarang rumah beliau masih ada dan belum diubah dan di depan rumahnya terdapat mobil yg diberi oleh Presiden Gus Dur. Walaupun mobil sudah lama, tapi tetap diabadikan di rumah beliau. Selain kesederhanaan beliau, banyak sekali sifat yang harus kita ikuti dari sosok beliau yang baik hati kepada semua orang, termasuk keluarga dan anak-anaknya.
Adapun yang melatar belakangi berdirinya pondok pesantren Darul A’mal beliau dengan kerabatnya, K.H. Syamsudin tohir karena dilokasi pesantren dulunya rawan perjudian dan markas kriminal beliau berjuang dengan membeli sebidang tanah yang ada di sekitar kota Metro. Meskipun dalam keadaan yang sederhana dan memprihatinkan serta jumlah santri pada waktu itu hanya tujuh orang dan semua putra. Berkat niat dan kebulatan tekad dari K.H Khusnan sehingga menjadikan pondok pesantren Darul A’mal semakin hari semakin berkembang sampai saat ini. Namun, pada usia 54 tahun, K.H Khusnan Mustofa Ghufron wafat karena riwayat penyakit jantung.
Oleh : Kamar 5D
Sumber: iqrometro.co.id
Gambar oleh Barbara Fraatz dari Pixabay