Jadi Pembina Upacara, Kapolsek Sewon Sampaikan Tantangan Santri Zaman Sekarang

Diposting pada 24 views

Pada gelaran peringatan Hari Santri Nasional tahun ini, Pondok Pesantren Al Munawwir Komplek Q, Krapyak Yogyakarta menggelar upacara. Upacara dilaksanakan di halaman pondok pusat, pada Minggu, 21 Oktober 2018.

Pada upacara kali ini, Kepala Polisi Sektor Sewon Komisaris Polisi Paimun, S.H. bertindak sebagai pembina upacara. Dalam kesempatan kali ini, kapolsek menyampaikan tentang awal mula ditetapkannya tanggal 22 Oktober sebagai hari santri.

Peristiwa resolusi jihad, tidak lepas dari peranannya yang membakar semangat santri, kiai, dan masyarakat sipil di Surabaya. Pada 22 Oktober 1945. Pada saat itu, Kiai Hasyim mengeluarkan fatwa melawan penjajah adalah fardhu ain. Fatwa ini membakar semangat para pejuag saat itu, hasilnya para pejuang berhasil membunuh Jenderal A.W.S. Mallaby. “ Tercatat santri dan ulama menjadi ikut berjuang dalam pertempuran tersebut,” ujar Kapolsek Sewon ini.

Kompol Paimun juga membahas mengenai tantangan santri pada zaman sekarang. Meskupun sudah merdeka, bukan berarti, santri berhenti berjuang. Dalam keadaan saat ini, santri berjuang melawan kemalasan dan kebodohan yang ada dalam dirinya sendiri.

Selanjutnya, santri juga harus semangat dalam menuntut ilmu dan mengurangi bermain-main. “ Boleh bermain, tapi harus ingat waktu ”, kata polisi satu ini. Selain itu, santri juga harus ingat tugasnya. Tugas santri adalah belajar ilmu agama dan patuh terhadap guru-guru.

Selain perjuangan di atas, santri juga harus berperan dalam menghadapi berita hoax yang marak muncul akhir-akhir ini. Kompol Paimun mengungkapkan bahwa pelaku dari penyebar hoax adalah sekelompok orang yang menginginkan perpecahan bangsa. Apalagi di waktu-waktu menjelang pemilu.

Untuk menghadapi hoax, ada 10 poin yang disampaikan kepada santri. Pertama, santri harus menguasai tata cara mengakses informasi dari media sosial. Kedua, santri harus selektif terhadap informasi yang didapat. Ketiga, pahami setiap informasi yang didapat, bila perlu bertanya kepada ahlinya.

Baca Juga:  Peringatan Maulid Nabi 1444 H: Filosofi Maulid Adalah "Al- Mahabbah"

Keempat, analisis informasi dengan konteks sosial yang relevan. Kelima, verifikasi sumber infomasi yang didapat. Keenam, evaluasi setiap informasi yang diperoleh. Ketujuh, bagikan informasi bila itu manfaat dan bersifat positif. Kedelapan, santri harus produktif dalam membuat informasi yang positif. Kesembilan, berpartisipasi aktif dalam berfikir. Dan kesepuluh, berkolaborasi dengan banyak orang.

Sebelum berakhir, Kompol Paimun juga mengucapkan Selamat Hari Santri Nasional 2018 kepada para santri Al Munawwir yang menjadi petugas dan peserta upacara pagi tadi.