Merekam Jejak Sang Penguasa Perjalanan

Diposting pada 463 views

“Travelling it leaves you speechless, then turn you into a storyteller”

Ibnu Batutah

Kutipan di atas merupakan salah satu kalimat dari tokoh yang saya idolakan sejak zaman duduk di bangku sekolah dasar. Betapa tidak, guru sejarah kami pada waktu itu memberi suntikan semangat melalui kutipan pengelana muslim di abad ke-14, dia lah Syamsuddin Abdullah Muhammad bin Abdullah al-Lawati ath-Thanjiy bin Bathutha yang kita kenal dengan Ibnu Batutah si penguasa perjalanan.

Perjalanan yang beliau lalui sejak berumur 21 tahun dengan menghabiskan waktu sekitar 30 tahun lamanya, menghasilkan perjalanan yang luar biasa. Afrika, Eropa, Timur Tengah, Asia Cina, bahkan Indonesia sendiri pernah menjadi saksi kakinya berpijak, tepatnya pada masa ketika Kerajaan Samudera Pasai sedang Berjaya nun jauh di Negeri Serambi Makkah Aceh sana. Perjalanan darat dan laut yang telah ditempuhnya sejauh 120 ribu kilometer ini telah dibayar lunas kisahnya dalam buku yang berjudul Rihlah Ibnu Batutah. Buku tersebut menjadi catatan perjalanan pertama yang memuat kehidupan dan misteri di setiap negeri penjelajahanya.

Di dunia barat, kita akan mengenal penjelajah besar bernama Marco Polo dari Venezia Italia. India, Hormuz, Persia, Madagaskar, dan Zanbizar telah dilaluinya.  Ibnu Batutah inilah yang sering dibandingkan dengan dia. Apabila di Barat ada Marco Polo, maka di Timur ada Ibnu Batutah yang sering disebut sebagai Marco Polo dunia muslim atau Marco Polo wilayah Tropis.

Ini bukti bahwa peradaban manusia akan selalu berpindah dan berubah. Manusia dengan keluasan ilmu pengetahuan yang dimiliki, tentu tak akan puas jika hanya berdiam diri pada satu tempat. Dari sini kita juga mengerti, bahwa perjalanan Ibnu Batutah  mampu membuka pola pikir baru pada setiap generasi terutama kaum muslim sendiri. Seiring berkembangnya zaman, kita sebagai manusia kosmopolitan dan hidup dalam era milenial ini, tentu tidak asing dengan sebuah perjalanan, bepergian jauh, atau istilah kerenya travelling. Karena dari sinilah kita dapat mengetahui bahwa semangat melakukan perjalanan adalah semangat yang selalu digaungkan sejak zaman dahulu. Untuk melihat segala fenomena yang telah Tuhan ciptakan. Travelling sudah masuk dalam gaya hidup kita, baik untuk me-refresh diri, mencari inspirasi, berbagi, berkarya, bahkan belajar melihat dan mengamati dinamika kehidupan yang ada di luar sana.

Baca Juga:  Alasan Gus Dur Wajib Menjadi Inspirasi Santri Milenial

Dalam Al-Qur’an juga terdapat anjuran untuk kita melakukan perjalanan, yaitu dalam surah Al-Mulk ayat 15.

“Dialah yang menjadikan bumi untuk kamu yang mudah dijelajahi, maka jelajahilah di segala penjurunya dan makanlah sebagian dari rezeki-Nya. Dan hanya kepada-Nyalah kamu kembali setelah dibangkitkan.”

Jadi mari kita mulai perjalanan kita masing-masing, sebagai bentuk rasa syukur kita kepada-Nya, dan menebar manfaat di bumi-Nya.

Salam Travelling !

Oleh: Alaina Fatha Nabila

Referensi:

Ilustrasi: Ibn Battuta. tirto.id/Nauval