Pembacaan Qunut Pada Witir Separuh Akhir Bulan Ramadan

Diposting pada

Ramadan telah memasuki pertengahan bulannya. Kegiatan beribadahpun semakin digalakkan untuk mendapatkan keberkahan di bulan yang penuh kemuliaan ini. Salah satu ibadah yang menjadi ciri khas dari bulan Ramadan ini adalah salat sunnah tarawih dan witir. Jika melaksanakan puasa namun tidak melakukan salat tarawih, rasanya kurang lengkap ibadahnya. Ada salah satu kebiasaan masyarakat yang sampai sekarang masih berjalan dan dilakukan yaitu membaca qunut pada akhir salat witir di separuh akhir bulan Ramadan.

Kebiasaan ini telah berlangsung sejak masa sahabat sampai sekarang. Diceritakan sebuah kisah bahwa Ubay Ibn Ka’ab, Umar Ibn Khattab dan beberapa sahabat lainnya membaca qunut di akhir salat witir setelah separuh Ramadan.

Imam al-Nawawi menjelaskan dalam kitab al-Adzkar:

ويستحب القنوت عندنا في النصف الأخير من شهر رمضان في الركعة الأخيرة من الوتر، ولنا وجه: أن يقنت فيها في جميع شهر رمضان، ووجه ثالث: في جميع السنة، وهو مذهبُ أبي حنيفة، والمعروف من مذهبنا هو الأوّل

“Menurut kami, disunnahkan qunut di akhir witir pada separuh akhir Ramadan. Ada juga dari kalangan kami (Syafi’iyyah) yang berpendapat, disunnah qunut di sepanjang Ramadan. Kemudian ada pula yang berpendapat bahwa disunnahkan qunut di seluruh salat sunnah. Ini menurut Mazhab Abu Hanifah. Namun, yang baik menurut mazhab kami adalah model yang pertama, yaitu qunut pada separuh akhir Ramadan.”

Imam al-Nawawi memandang bahwa qunut disunnahkan di akhir salat witir dalam separuh akhir Ramadan. Walaupun terdapat sebagian pendapat yang membolehkan mambaca qunut di sepanjang Ramadan, namun pendapat yang terkuat dalam mazhab Syafi’i ialah qunut pada separuh akhir bulan Ramadan.

Dijelaskan juga dalam atsar yang berstatus Hasan yang diriwayatkan oleh Abu Dawud:

أن عمر بن الخطاب جمع الناس على أبي بن كعب فكان يصلي لهم عشرين ليلة ولا يقنت الا في النصف الباقى من رمضان. رواه أبو داود

“Bahwasanya Umar Ibn Khattab berinisiatif mengumpulkan masyarakat agar salat tarawih bersama (dengan imam) Ubay Ibn Ka’b, maka beliau salat tarawih bersama mereka selama 20 malam, dan beliau tidak berdoa qunut kecuali dalam separuh yang kedua (malam 16 Ramadan hingga seterusnya),” (HR. Abu Dawud).

Semenjak pandemi Covid-19 menyerang negara-negara di dunia, juga termasuk negara kita Indonesia. Semua kegiatan di luar rumah dibatasi salah satunya salat berjamah di masjid baik itu salat fardhu, salat Jumat ataupun salat tarawih. Walaupun salat tarawih dilakukan di rumah, tapi itu tidak membatasi kita untuk melakukan kebiasaan kita untuk membaca qunut pada akhir salat witir di separuh terakhir Ramadan bukan? Kita masih bisa melakukan kebiasaan yang biasa dilakukan di masjid. Kita hanya berpindah tempat yang awalnya kita melakukan kegiatan ibadah di masjid, sekarang semua kita lakukan di rumah.

Wallahu a’lam.

Sumber : nu.or.id dan Tebuireng Online

Oleh: Eka Novitha

Foto: freepik.com