Kalimat di atas mungkin klise atau sudah sering kalian dengar, entah itu perkataan teman, orang tua, ceramah pengajian, bahkan media sosial. Dunia sekarang sedang digencarkan dengan apa yang disebut self love atau mencintai diri sendiri. Bentuk self love tentu beragam. Kalau boleh saya sebut satu, tentu saya akan mengatakan kalimat yang tertera pada judul.
Tanpa sadar, kita sering menggantungkan sesuatu kepada orang lain. Yaps, sebuah harapan. Asal kata dari harapan adalah harap yang dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti mohon; minta; hendaklah; keinginan supaya sesuatu terjadi. Lalu apa benar kita terlalu berharap kepada manusia?
Begini, terkadang kita melakukan sesuatu yang menurut kita sendiri akan dan sudah cukup untuk membuat orang lain senang. Misalnya, temanmu sangat ingin es krim dan kamu membelikannya. Apakah temanmu senang? Ya, tentu saja karena keinginannya terkabul. Ternyata temanmu ingin es krim dengan rasa stroberi dan kamu malah membeli es krim rasa coklat. Di satu sisi ia akan senang, namun di sisi lain ternyata belum cukup. Ia kecewa, pun kamu—yang sudah inisiatif membelikannya. Kamu berharap orang tersebut akan senang karena kamu sudah mengabulkan apa yang ia inginkan, namun ternyata masih kurang sempurna sehingga kamu kecewa.
Contoh lain adalah kamu sering membandingkan diri kamu sendiri dengan orang lain yang menurutmu “lebih” dari dirimu sendiri sehingga kamu berharap menjadi pribadi seperti orang lain yang kamu bandingkan. Apakah bisa? Tentu bisa jika kamu berusaha, namun apakah akan sama? Tidak. Kamu akan capek dan kecewa, karena pada dasarnya kita semua tidak akan sama. Tiap-tiap pribadi punya karakter dan dirinya masing-masing.
Baca juga:
- Sambut Haul Bapak Ke-12 : Bersihkan Hati, Bersihkan Diri
- Haul Bapak Warson ke-12: Majelis Simaan Al-Qur’an Khotimat 30 Juz Bil Hifdzi
- Road To Haul Bapak Warson ke-12, Diawali Dengan Muqoddaman 12x
Lalu, bagaimana harapan seharusnya bekerja?
Kita boleh berharap, namun dengan porsi yang cukup. Harapanlah yang membuat kita hidup, membuat kita berusaha untuk mencapai harapan itu. Akan tetapi, apakah kita sudah sepenuhnya yakin dan percaya bahwa sebaik-baiknya harapan hanyalah kepada Allah? Allah telah berfirman dalam QS. Al-Insyirah ayat 8: “dan hanya kepada Rabb-mu hendaknya kamu berharap.”
Allah Maha Besar dan Maha Mendengar. Jika kita hanya berharap kepada Allah, maka apapun hasilnya, kita akan pasrah dan tenang, karena itu sudah kehendak-Nya. Kita percaya bahwa Allah selalu memberikan yang terbaik bagi hamba-Nya. Oleh karena itu, segala urusan kita serahkan kepada-Nya. Tugas kita hanya berdoa dan berusaha, serta diimbangi dengan menerima. Sudah sampai mana usaha kita?
–
Oleh: Paus
Photo by Dmitry Ratushny on Unsplash