Kebahagiaan dalam Menunaikan Zakat

Diposting pada 71 views

Tidak terasa, Ramadan kali ini hampir sampai pada ujungnya. Semoga keberkahan selalu menyertai kita setiap waktu. Jika Ramadan berakhir dan berganti dengan hari kemenangan bagi umat Islam, tentu kita tidak lupa juga dengan zakat yang harus kita tunaikan. Sesuai dengan rukun Islam yang ketiga, dengan sumber yang cukup banyak dan jelas dalam Al-Qur’an dan hadits. Zakat fitrah merupakan sesuatu yang diberikan oleh orang sebagai hak Allah kepada yang berhak menerima, seperti fakir miskin dan yang lainya, menurut ketentuan-ketentuan dalam agama Islam. Seperti yang dijelaskan dalam Al-Qur’an pada Surah Al-Baqarah ayat 110 yang berbunyi :

“Dan dirikanlah sholat dan tunaikanlah zakat. Dan kebaikan apapun yang kalian kerjakan bagi diri kalian. Tentu kalian akan mendapat pahalanya di sisi Allah. Sseungguhnya Allah Maha Melihat apa-apa yang kalian kerjakan ”. 

Awal disyariatkanya zakat adalah pada bulan Syawal tahun kedua Hijriyah. Pada masa itu yang diwajibkan terlebih dahulu adalah menunaikan zakat fitrah. Kemudian diwajibkan menunaikan zakat mal atau kekayaan. Pada kitab Fikhussunah dalam bab zakat diterangkan bahwa kewajiban untuk berzakat, secara garis besar telah disahkan sebelum masa Rasulullah berhijrah ke Madinah. Namun pada saat itu belum terperinci disebutkan barang apa saja yang dikenakan zakat dan belum ada kadar nisabnya maupun kadar zakatnya.

Dari sini kita dapat menyimpulkan bahwa menunaikan zakat fitrah merupakan kewajiban bagi setiap muslim. Zakat merupakan salah satu ibadah sosial antara manusia yang satu dengan yang lainya untuk saling membantu dan menjaga hubungan yang baik.  Betapa membahagiakan jika kita mampu berbagi kepada sesama. Karena dengan adanya zakat fitrah ini bertujuan agar semua orang mampu merasakan kebahagiaan yang sama ketika hari raya idulfitri tiba. Ketika ada yang tidak mampu menyediakan makanan, setidaknya zakat fitrah tersebut mampu menjadi makanan pokok bagi keluarganya saat hari raya tiba, setelah melaksanakan puasa di bulan Ramadan yang suci.

Baca Juga:  Santri itu Suritauladan

Referensi:
Alif.id
Islami.co
Buku Modul Pendidikan Agama Islam Keluarga (Kemeng) halaman 295.

Oleh: Alaina Fatha Nabila

Gambar oleh white kim dari Pixabay