Kisah Pernikahan Fatimah dan Ali bin Abi Thalib

Diposting pada

Sayyidah Fatimah az-Zahra merupakan putri satu-satunya Nabi Muhammad Saw yang masih hidup.  Sosok perempuan yang penuh kasih sayang, taat dan setia menemani Nabi dalam berdakwah. Hingga dalam diam, Ali keponakan sekaligus sahabat dekat Rosulullah tenggelam dalam cintanya kepada Fatimah.

Beberapa kali datang seseorang yang akan melamar putri Rasulullah. Mereka yaitu Abu Bakar, Umar bin Khattab, Abdurrahman bin Auf  dan Usman bin Affan. Ali  menjadi kecil hati  karena merasa dirinya tidak sederajat dengan mereka yang sudah berani melamar putri Rasulullah Saw dan keadaannya yang serba terbatas.

Ketika Abu Bakar datang melamar, Ali sudah mengikhlaskan jika memang Fatimah akan menikah dengan Abu Bakar. Akan tetapi ternyata Fatimah menolak lamaran Abu Bakar. Ali merasa bingung dan heran mengapa lamaran Abu Bakar ditolak. Maknanya, Ali masih mempunyai harapan untuk melamar Fatimah.

Belum sempat Ali datang kepada Rasulullah, ternyata  Umar pun datang untuk melamar Fatimah. Akan tetapi, lamaran kembali ditolak. Begitu juga yang terjadi ketika Abdurrahman bin Auf dan Usman datang melamar Fatimah.

Kemudian Ali memberanikan diri untuk datang ke rumah Rasulullah menyampaikan niat baiknya untuk  melamar putrinya. Sesampainya di rumah, Rasul pun bertanya kepada Ali mengenai tujuan kedatangannya. Kemudian dengan nada bergetar, Ali menyampaikan niat baiknya untuk melamar putri Rasulullah. Nabi terkejut mendengar apa yang disampaikan Ali. Kemudian Nabi bersabda ” Bagus wahai ibn Abi Thalib. Beberapa akhir ini banyak yang datang melamar Fatimah. Namun ia selalu menolak. Tunggulah jawaban putriku!”

Kemudian Rasul menanyakannya kepada Fatimah. Ketika ditanya, Fatimah hanya diam, dan Rasul menyimpulkan bahwa Fatimah menerima lamaran Ali. Rasulullah kembali menemui Ali dan bersabda “Apakah engkau mempunyai sesuatu yang akan  engkau jadikan mahar wahai Ali?” . “Orangtuaku yang menjadi penebusmu Ya Rasul. Aku hanya mempunyai seekor unta, sebuah pedang dan sebuah baju zirah dari besi” jawab Ali.

“Wahai Ali, tidak mungkin engkau terpisah dengan pedangmu, karena dengan pedang itu engkau membela diri dari musuh-musuh Allah SWT dan tidak mungkin juga engkau berpisah dengan untamu karena engkau membutuhkannya  untuk membantumu mengairi tanamanmu, aku terima mahar baju besimu, juallah dan jadikan sebagai mahar untuk putriku” Jawab Rasul. “Wahai Ali, engkau bergembiralah karena sebenarnya Allah sudah menikahkan engkau di langit terlebih dahulu sebelum aku menikahkan engkau di bumi”. Diriwayatkan oleh Ummu Salamah ra.

Akhirnya Ali menjual baju besi tersebut seharga 400 dirham dan memberikannya kepada Rasulullah. Kemudian  menikahlah Sayyidah Fatimah dan Ali dengan hidmat. Menjadikannya pelabuhan cinta terakhir yang hanya akan musnah oleh takdir Tuhan.

Sumber : penasantri.id

Oleh: Silmi
Foto oleh Dmitry Zvolskiy dari Pexels