Lima Kriteria Teman Menurut Imam Al-Ghazali

Diposting pada 614 views

Apa sih arti teman menurut kalian? Apakah seseorang yang selalu bersama dalam suka dan duka? Ataukah seseorang yang selalu melakukan aktivitas bersama? Atau setidaknya seseorang yang menjadi sandaran untuk saling bertukar cerita? 

Jika ditinjau dari KBBI, arti kata teman adalah yang menjadi pelengkap (pasangan) atau yang dipakai (dimakan dan sebagainya) bersama-sama. Contoh: Ada jenis lumut yang biasa dimakan untuk teman nasi, pisang rebus enak untuk teman minum kopi.

Nah, disini kita bisa belajar selayaknya pisang rebus yang memilih mana kopi yang enak untuk dikonsumsi bersama dan mana kopi yang pahit untuk menjadi teman makannya. 

Diriwayatkan oleh Abu Ya’la dan ‘Abd bin Humaid dari Ibnu Abbas radliyallahu ‘anhuma bahwa ia bertanya kepada Rasulullah SAW, “Siapakah teman-teman kita yang terbaik?”

Baginda Nabi SAW menjawab,

مَنْ ذَكَّرَكُمْ بِاللهِ رُؤْيَتُهُ، وَزَادَكُمْ فِيْ عِلْمِكُمْ مَنْطِقُهُ، وَذَكَّرَكُمْ بِالآخِرَةِ عَمَلُهُ 

Maknanya: “Teman yang paling baik adalah teman yang dengan melihatnya, mengingatkan kalian kepada Allah, ucapannya menambahkan ilmu bagi kalian, dan perbuatannya mengingatkan kalian akan akhirat.”

Baca Juga:  Kriteria Memilih Pasangan Hidup dalam Islam

Dari hadist tersebut dapat kita ambil kesimpulan bahwa hendaknya kita memilih teman karena akhlaknya, sebab dari situlah kita mendapat motivasi untuk saling memperbaiki diri yaitu dengan saling mengingatkan. 

Tetapi bukan berarti karena seseorang tersebut memiliki keburukan maka kita tidak menemaninya dan malah menyudutkannya. Namun sebaliknya rangkul lah ia, tuntunlah ia kepada kebenaran. Maka jadilah kita seperti yang Rasullulah SAW ajarkan yaitu menjadi “teman yang paling baik” dan mengingatkannya agar lebih dekat kepada Allah SWT. 

Kriteria Teman Menurut Imam Al-Ghazali

Imam Al-Ghazali dalam Kitab Bidayatul Hidayah menyebutkan sedikitnya lima hal yang perlu kita perhatikan dalam mencari teman.

  • Yang pertama adalah akal.

فإذا طلبت رفيقا ليكون شريكك في التعلم، وصاحبك في أمر دينك ودنيا فراع فيه خمس خصال: الأولى: العقل: فلا خير في صحبة الأحمق، فإلى الوحشة والقطيعة يرجع آخرها، وأحسن أحواله أن يضرك وهو يريد أن ينفعك، والعدو العاقل خير من الصديق الأحمق 

Artinya: “Bila kau ingin mencari sahabat yang menemanimu dalam belajar, atau mencari sahabat dalam urusan agama dan dunia, maka perhatikanlah lima hal ini. Pertama, akalnya. Tiada mengandung kebaikan persahabatan dengan orang dungu. Biasanya berakhir dengan keengganan dan perpisahan. Perilaku terbaiknya menyebabkan kemudaratan untukmu, padahal dengan perilakunya dia bermaksud agar dirinya berarti untukmu. Peribahasa mengatakan, ‘Musuh yang cerdik lebih baik daripada sahabat yang dungu,’” (Lihat Imam Al-Ghazali, Bidayatul Hidayah, [Indonesia: Daru Ihyail Kutubil Arabiyyah, tanpa catatan tahun], halaman 90).

  • Kedua, akhlak terpuji.

الثانية: حسن الخلق: فلا تصحب من ساء خلقه، وهو الذي لا يملك نفسه عند الغضب والشهوة 

Artinya: “Kedua, akhlak yang baik. Jangan bersahabat dengan orang yang berakhlak buruk, yaitu orang yang tidak sanggup menguasai diri ketika sedang marah atau berkeinginan,” (Lihat Imam Al-Ghazali, Bidayatul Hidayah, [Indonesia: Daru Ihyail Kutubil Arabiyyah, tanpa catatan tahun], halaman 90-91).

  • Ketiga, kesalehan.

الثالثة: الصلاح: فلا تصحب فاسقا مصرا على معصية كبيرة، لأن من يخاف الله لا يصر على كبيرة، ومن لا يخاف الله لا تؤمن غوائله، بل يتغير بتغير الأحوال والأعراض، 

Artinya: “Kesalehan. Jangan bersahabat dengan orang fasik yang terus menerus melakukan dosa besar karena orang yang takut kepada Allah takkan terus menerus berbuat dosa besar. Orang yang tidak takut kepada Allah tidak bisa dipercaya perihal kejahatannya. Ia dapat berubah seketika seiring perubahan situasi dan kondisi,” (Lihat Imam Al-Ghazali, Bidayatul Hidayah, [Indonesia: Daru Ihyail Kutubil Arabiyyah, tanpa catatan tahun], halaman 91).

Baca Juga:  Imam Al Ghazali : Batu Asah Tumpul yang Selalu Menajamkan Sekitarnya
  • Keempat, tingkat keserakahan terkahan terhadap dunia

الرابعة: ألا يكون حريصا على الدنيا: فصحبة الحريص على الدنيا سم قاتل؛ لأن الطباع مجبولة على التشبه والاقتداء، بل الطبع يسرق من الطبع من حيث لا يدري فمجالسة الحريص تزيد في حرصك، ومجالسة الزاهد تزيد في زهدك 

Artinya: “Keempat, jangan cari sahabat yang gila dunia. Persahabatan dengan orang yang gila dunia (serakah) adalah racun mematikan karena watak tabiat itu meniru dan meneladani. Bahkan tabiat itu mencuri tabiat orang lain dari jalan yang tidak mereka sadari. Pergaulan dengan orang serakah dapat menambah keserakahanmu. Sementara persahabatan dengan orang zuhud dapat menambah kezuhudanmu,” (Lihat Imam Al-Ghazali, Bidayatul Hidayah, [Indonesia: Daru Ihyail Kutubil Arabiyyah, tanpa catatan tahun], halaman 92).

  • Kelima, kejujuran.

الخامسة: الصدق: فلا تصحب كذابا، فإنك منه على غرور، فإنه مثل السراب، يقرب منك البعيد، ويبعد منك القريب

Artinya: “Kelima, jujur. Jangan bersahabat dengan pendusta. Kau dapat tertipu olehnya. Pendusta itu seperti fatamorgana, dapat mendekatkan sesuatu yang jauh dan menjauhkan yang dekat darimu,” (Lihat Imam Al-Ghazali, Bidayatul Hidayah, [Indonesia: Daru Ihyail Kutubil Arabiyyah, tanpa catatan tahun], halaman 92).

Lima kriteria tersebut merupakan acuan bagi kita untuk mencari teman sejati. Memang tidak mudah untuk mendapat orang sempurna seperti ini. Tetapi setidaknya kita dapat mencari seseorang yang mendekati kriteria tersebut. Wallahu a‘lam.

 

Oleh: Erin Riani (Q7)

Sumber: islam.nu.or.id

Photo by Andrew Moca on Unsplash