Mengenang Kembali Sosok Syekh Ali Jaber

Diposting pada 81 views

 “Innaa lillahi wa inna ilaihi raaji’uun. Syekh Ali Jaber wafat di RS Yarsi, Jam 8.30. Mohon do’anya” Tulis Ustaz Yusuf Mansur di akun Instagram pribadinya (@yusufmansurnew) . Beribu komentar duka dari netizen untuk Syekh Ali di Instagram yusuf mansur itu, dan banyak pula yang masih belum percaya dengan wafatnya Syekh Ali.

Syekh Ali dikabarkan terpapar covid-19 dan sudah cukup lama dirawat di RS Yarsi, namun beberapa hari sebelumnya dikabarkan sudah membaik dan sudah negative covid-19. Tak ada yang bisa menebak, kematian datang begitu saja tanpa aba-aba, 14 Januari lalu Syekh Ali pulang ke Rahmatullah.

Ribuan, bahkan jutaan postingan tentang kematian beliau, tentang hikmah-hikmah, ceramah, lantunan kalam suci, dan juga kalimat mutiara yang beliau sampaikan penuh di timeline seluruh media sosial. Begitu mendalamnya duka ini.

Siapa yang tak kenal dengan beliau? Siapa yang tak merasa kehilangan akan kepergian beliau? Sepertinya tidak ada, seluruh Indonesia baik dari kalangan artis, pejabat maupun rakyat biasa pasti mengenal dan sangat merasa kehilangan beliau. Sosok ulama penghafal Al Qur’an berkebangsaan asli Madinah yang rela berpindah status kewarganegaraan menjadi warga negara Indonesia karena saking cintanya dengan Indonesia, demi bisa berjuang dakwah Al Qur’an di Indonesia dan sangat ingin menjadikan warga di Indonesia menjadi hafidz dan hafidzah yang mulia.

Sejak tahun 2008 Syaikh Ali mulai berdakwah di Indonesia, dan pada tahun 2012 resmi menjadi WNI, salah satu perjuangan dakwahnya menjadi juri di acara “Hafidz Indonesia” pada salah satu stasiun televisi.

Syekh Ali dikenal juga sebagai sosok yang sangat dermawan dan mulia, tidak pandang bulu dalam bersedekah dan tidak pula sedikit yang beliau sedekahkan hartanya. Misalnya saja dalam postingan video Instagram yusuf Mansur yang bertulis:

Baca Juga:  Qasim Amin[1] : Sang Tokoh Emansipasi Wanita Islam di Mesir pada Abad ke 19 M

Ngasih bukan recehan loh. Coba liat? 1 Juta kali ya? Dan diorangin bener. Ngasih tanpa melukai dan menghinakan. Ngasih tanpa bikin susah, sedih, bahkan mati ngantri, berjemur, dan berdesak-desakan di sebagian acara santunan. Yang moto pun dikasih.”

Unggahan tersebut sangat jelas memperlihatkan Syekh Ali menghitung uang berlembar-lembar lalu dikasih ke seseorang di sampingnya. Benar-benar sangat mulia. Tentunya masih banyak di sumber lain yang juga menceritakan kedermawanan beliau.

“Kematian ulama adalah musibah yang tak tergantikan, sebuah kebocoran yang tidak bisa ditambal. Wafatnya ulama laksana bintang yang padam. Meninggalnya satu suku lebih mudah bagiku daripada meninggalnya satu orang ulama.” (H.R Al-Baihaqi)

Dari hadis tersebut jelas bahwa kematian Syaikh Ali merupakan bencana untuk kita, kehilangan satu sosok ahlul qur’an yang tiada gantinya. Tapi mau bagaimanapun kita harus tetap mengikhlaskan beliau. Mendoakan dan mengamalakan ajaran yang beliau sampaikan.

Tak ada lagi sakit yang engkau rasakan, tiada lagi alat bantu medis yang mungkin membuat engkau merasa tak nyaman, selamat jalan Syekh, surga untukmu.

Al fatihah…

Oleh: Syarifah Zaidah

Foto: CNN Indonesia

Sumber:

  • Official Account Yusuf Mansur @yusufmansurnew
  • YouTube Channel Tribun News