Al Munawwir Komplek Q

Dalam sejarahnya, 17 Oktober 1987 merupakan hari di mana terjadi deklarasi pertama dari 100.000 pembela hak asasi manusia yang berkumpul di Human Right and Liberties Plaza di Trocadero, Paris. Hal ini dipelopori oleh seorang politikus asal Prancis Joseph Wresinski, dilakukan untuk menghormati korban kelaparan, kemiskinan, kekerasan dan ancaman. Gerakan ini

Beberapa jam menjelang magrib, para santri masih sibuk dengan aktivitasnya masing-masing; mandi, makan, masak, atau sekedar bersenda gurau dengan santri lainnya. Sekolompok santri tampak menikmati suasana menjelang magrib tersebut dengan bercanda satu sama lain. Tiba-tiba keadaan menjadi tegang ketika seseorang mengirim berita lelayu di grup WhatsApp. Terdengar salah seorang dari

Berpondasi keyakinan jelata, urat nadi di hitam buana nusantara Tegaklah ia, sebatang cemara Kukuh dahan penopang langkah Hendaklah ranting bertelinga nyaring Biar hijau daun menimbun merimbun anggun Teruntuk pucuk : tahta bukan sekedar kursi empuk Gemakan suara lantang mengangkasa Agar rimbun cemara dilirik dunia Rangkul hiruk-pikuk dengan santun Dengan segenggam

Ajib merupakan kata yang digunakan untuk menggambarkan sosok kiai yang dikagumi oleh banyak kalangan karena kesederhanaan dan keluasan ilmunya di berbagai bidang, siapa lagi jika bukan K.H. Ahmad Warson Munawwir. Kata tersebut dinisbatkan oleh keponakan KH. Ahmad Warson Munawwir, yaitu KH. Nilzam Yahya. Ada banyak hal yang membuat Kiai Nilzam

Sore itu suara takbir dan tahmid mulai terdengar, begitu nyaring dan syahdu rasanya. Ada perasaan haru, sedih, Dan juga bahagia. Lebaran kali ini terasa sangat berbeda, salah satunya karena ini kali pertama bisa lebaran di pondok, ada perasaan bangga pada diri sendiri, bukan karena merasa sudah hebat dengan keputusan ini

Membingkai hati menyambut bulan penuh ampunan, dengannya doa doa terbaik dipanjatkan. Sore ini terasa sedikit berbeda, banyak santri berbondong bondong membeli beberapa makanan untuk persiapan sahur pertama. Semua nampak tersenyum memandang langit sore yang seakan turut lebur dalam suka cita menyambut bulan ramadan. Ada yang berdua saja dan ada yang

Terima kasih Nabiku, Untuk perjalanan sangat jauh yang telah Engkau tempuh Untuk ujian kesekian yang telah Engkau tuntaskan Untuk cinta kasihmu yang tak pernah semu Terima kasih… Tanpa perjalanan jauhmu yang menembus langit ketujuh itu Mungkin rakaat sholat akan tetap tujuh puluh Dan bagaimana kami akan menunaikannya Sedang yang tujuh