Syekh Ali Jum’ah dikenal sebagai mujtahid yang tegas dalam fatwa-fatwanya. Meskipun banyak kalangan yang berseberangan dengan fatwanya. Kedudukannya sebagai mufti yang diemban selama dua periode memberikan banyak solusi dari permasalahan yang ada saat ini. Tidak hanya di negaranya saja, tetapi juga bagi dunia Islam umumnya.
Beliau memiliki nama lengkap Abu Ubadah Nur ad-Din ‘Ali bin Jum’ah bin Muhammad bin Abdul Wahhab bin Salim bin Abdullah bin Sulaiman, al-Azhari asy-Syafi’i al-Asy’ari. Lahir di Kota Bani Suef, pada hari Senin, 7 Jumadal Akhir 1372 H/3 Maret 1952 M. Ayahnya adalah seorang ahli fikih lulusan dari Fakultas Hukum Universitas Kairo, bernama Jum’ah bin Muhammad. Ibunya dikenal sebagai seorang yang berakhlak baik yang bernama Fatiyah Hanim binti ‘Ali bin ‘Id.
Syekh Ali Jum’ah dibesarkan dalam didikan orang tuanya yang mengajarkan tentang ilmu dan takwa serta akhlak dan kemuliaan. Sejak kecil beliau telah terbiasa dengan banyak buku yang ada di perpustakaan ayahnya. Bahkan hingga saat ini Syekh Ali Jum’ah juga masih menyimpan buku warisan dari ayahnya dengan baik di perpustakaan pribadi beliau.
Perjalanan intelektualnya telah dimulai sejak berusia lima tahun. Beliau mendapatkan ijazah Madrasah Ibtidaiyyah pada tahun 1963 dan Madrasah Tsanawiyah pada tahun 1966 di Kota Bani Suef. Kemudian beliau melanjutkan studinya ke ibukota Kairo, Mesir di Universitas ‘Ain Syams dan mendapatkan gelar sarjananya di Fakultas Perdagangan pada Mei 1973. Setelah menyelesaikan strata satunya di Universitas ‘Ain Syams, kemudian beliau belajar di Universitas Al-Azhar.
Beliau bertemu dengan para guru dan masyayikh sekaligus beliau menghafal berbagai kitab-kitab ilmu dasar dari berbagai bidang keilmuan sebagai dasar beliau dalam melangkah ke jenjang yang lebih tinggi lagi. Beliau mendapatkan gelar sarjananya di Fakultas Dirasat Islamiyah wa al-Arabiyah pada tahun 1979 dan melanjutkan pendidikan di Pascasarjana Universitas Al-Azhar kairo di Fakultas Syari’ah wa al-Qanun jurusan Ushul Fikih pada tahun 1985 dan melanjutkan program doktoral di jurusan yang sama dari universitas yang sama pula serta lulus pada tahun 1988.
Baca juga
- Bersama Lora Ismael Al-Kholilie: Santri Masa Kini Masih Kurang Literasi, Jangan Ya Dek Ya!
- Ngalap Berkah: Sambung Silaturahmi Komplek Q Yogyakarta dan PTYQ Menawan Kudus
- Opening Ceremony Harlah Ke-35 Komplek Q: Khidmah Santri, Melestarikan Tradisi, Berjiwa Islami
- Keseruan Lomba Agustusan di Komplek Q
- Malam Tirakatan dan Penutupan Muharroman
Syekh Ali Jum’ah berguru kepada banyak ulama besar. Beliau pernah belajar dengan sejumlah ulama besar di Mesir maupun di Makkah. Salah satu diantara Ulama yang terkenal dalam dunia Islam adalah Muhammad Yasin bin Muhammad Isa al-Padani (1915-1990) di Makkah. Syekh Ali Jum’ah merupakan orang yang luas ilmu, beliau mencurahkan semua pikiran dan waktuya dalam hal keilmuan. Selain itu, beliau juga merupakan seorang penuntut ilmu yang gigih, sehingga beliau menjadi ulama yang kritis dan memiliki analisis mendalam tentang beberapa ilmu pengetahuan, terutama dalam bidang ilmu Hadis.
Syekh Ali Jum’ah pernah menjabat sebagai Mufti Agung Republik Arab Mesir dari tahun 2003 hingga tahun 2013. Ia juga dianggap sebagai mufti yang berani, Anggota Majma’ al-Buhus al-Islamiyyah sejak tahun 2004 sampai sekarang. Anggota Majma’ al-Fiqh dalam Muktamar Islam di Jeddah, Seorang Guru besar Ushul Fikih Fakultas Dirasat Islamiyyah wa al-Arabiyyah li Banin di Universitas al-Azhar, dan masih banyak lagi. Saat ini beliau aktif mengajar di Universitas Al-Azhar terutama mengajar talaqqi di Masjid Al-Azhar. Beliau juga merupakan ulama yang produktif dalam tulisan, karya beliau banyak tersebar tidak hanya di Mesir saja bahkan sampai ke mancanegara.
Syekh Ali Jum’ah sangat berjasa dalam bidang keilmuan seperti yang dituliskan oleh salah satu murid setia beliau Usamah Sayyid al-Azhari tentang Syekh Ali Jum’ah sebagai berikut:
وقد أحيا الله تعلى به العلم وحلقاته في األزهر الشريف بعد طول موات, فعادت تقرأ فيه عيون الكتب حديثا, وفقها, وأصولا, وعربية, ومعقولا على عدد من العلماء على نحو كان قد انقطع منذ زمن
Beliau (semoga Allah meridhainya) datang ke Masjid Al-Azhar selepas terbit matahari, kemudian duduk di sana membuka pelajaran hingga tiga jam lebih setiap harinya. Mengajarkan berbagai macam cabang ilmu dari hadis, ushul fikih, qiraah dan berbagai cabang ilmu lain. Allah telah menghidupkan kembali ilmu dan majelis ilmu di Al-Azhar melalui beliau. Di Al-Azhar kembali dibacakan buku-buku hadis, fikih, ushul fikih, dan bahasa Arab. Setelah lama saya memperhatikan kecerdasan dan pemahaman beliau, saya melihat kemampuan beliau yang luar biasa dalam menyelesaikan permasalahan kontemporer dan kemampuannya dalam mengklarifikasinya terhadap pendapat-pendapat para ulama.
Oleh: Eka Novitha.
Pictured by bangkitmedia.com
Referensi:
Pane, Ulya Hikmah Sitorus. 2019. Studi Analisis Fatwa ‘Ali Jum‘Ah (Mufti Agung Mesir) Tentang Nikah ‘Urfi Dalam Kitab Al-Kalim Aṭ–Ṭayyib Fatāwā ‘Aṣriyyah. Tesis: Program Pascasrjana UIN Sumatera Utara.