Islam adalah Cinta dan Kasih Sayang

Diposting pada 69 views

Islam begitu indah dibaca huruf-hurufnya. Begitu nyaman didengarnya. Begitu bersahaja dari ajarannya. Islam degan panutan tertinggi Nabi Muhammad Saw. sangatlah cantik bila disimak dari segi ajarannya. Sebagian besar adalah mempersembahkan konsep cinta dan kasih sayang. Konsep ini berfungsi untuk mewujudkan misi kemanusiaan dalam seluruh syariat islam berupa kesempurnaan kasih sayang dalam setiap tutur, sikap dan kehidupan rasulullah saw.

Meskipun demikian, masih banyak orang yang tidak paham islam, dan tabiatnya menuduh islam dengan terorisme, tindakan kejam, dan tidak memliki kemampuan untuk hidup berdampingan secara damai dengan orang lain. Seperti yang terjadi di Indonesia, ajaran Nabi Muhamad Saw. tersebar sampai ke penjuru dunia, termasuk Indonesia.

Indonesia merupakan negara yang mayoritas penduduknya beragama islam. Kekayaan indonesia atas keberagaman suku, adat istiadat, budaya dan ras yang berbeda-beda tersebar di wilayah Indonesia. Sebagai bangsa yang multikultural, kerap kali indonesia mendapatkan masalah internal. Masalah yang bersumber dari masyarakat indonesia itu sendiri. Seperti berbagai konflik yang terjadi diberbagai daerah yang menimbulkan korban jiwa. Yayasan Denny JA mencatat selama 14 tahun setelah masa reformasi setidaknya ada 2.398 kasus kekerasan dan diskriminasi yang terjadi di Indonesia. Dari jumlah kasus tersebut sebanyak 65 % berlatar belakang agama. Sementara sisanya kekerasan etnik sekitar 20 %, kekerasan gender sebanyak 15 %, kekerasan seksual sebanyak 5 %. Bahkan beberapa tahun terakhir ini ada sekelompok yang ingin mengubah dasar negara kesatuan republik indonesia yang telah dirintis oleh ulama dan pendiri bangsa.

Hal tersebut sangat kontradiktif dengan ajaran islam. Islam dari titik kasih sayang berusaha dengan sungguh-sungguh untuk memperkokoh ikatan dan memperdalam jalinan antara anak manusia dimana saja dan kapanpun mereka hidup. Nabi mengajarkan yang pertama dengan akhlak, yaitu akhlakul karimah sebagai bentuk perwujudan kasih sayang terhadap sesama. Dalam sabda nabi dituturkan :

Baca Juga:  Mengapa Perempuan Sulit Menentukan Pilihan

إِنَّمَابُعِثْتُلأُتَمِّمَمَكَارِمَالأَخْلاقِ

Artinya: “Sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan keshalihan akhlak.” (HR. Al-Baihaqi).D Dari statemen itu tergambarkan bahwa ajaran utama dari risalah kenabiannya (Islam) adalah kasih sayang. Diperkuat dengan sabdanya lagi sebagai berikut :

مَنْلَايَرْحَمْالنَّاسَلَايَرْحَمْهُاللَّهُعَزَّوَجَلَّ

“Barang siapa tidak menyayangi manusia, maka Allah tidak akan menyayanginya (HR.Muslim).

Perasaan sayang dan ingin disayang adalah fitroh setiap manusia. Islam mengajarkan, bahwa untuk untuk bisa mendapatkan kasih sayang tidak gratis, kita harus memiliki power untuk menyayangi. Mengingat berbagai permasalahan, krisis dan tragedi tidak pernah berakhir di dunia, maka harus ada mekanisme konstan untuk berinteraksi dengan berbagai permasalahan tersebut. Masih banyak pekerjaan dan tugas yang menuntut usaha bersama agar dapat terealisasikan dengan sempurna. Dari sinilah islam menganjurkan satu perangai indah yang menjadi pondasi berdirinya sebuah masyarakat yang baik. Dengan sifat cinta dan kasih sayang terhadap sesama menciptakan karakter solidaritas dan saling memberi. Semua harus saling tolong menolong, membantu dan saling menyempurnakan satu dengan lainya untuk melaksanaan tugas tertentu dan keluar dari krisis tertentu.

Sebagai seorang muslim kita harus menyajikan bukti ilmiah mengenai orisinalitas kasih sayang dalam agama ini dan cinta bagi kebaikan seluruh alam. Kasih sayang yang diberikan kaum muslimin mencakup semua manusia, termasuk di dalamnya nonmuslim yang memiliki hubungan ideologi yang berbeda sekali dengan akidah kaum muslimin. Setiap muslim yang memiliki otoritas menjadi pengasuh di tengah-tengah masyarakatnya harus berusaha menjalin dan memelihara kemaslahatan setiap orang, memelihara diri dalam mencegah bahaya dari bangunan sosial dan menegakkan di atas pondasi yang benar.

Sumber:

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://www.lemhannas.go.id/images/Publikasi_Humas/Jurnal/Jurnal_Edisi_18_Juni_2014.pdf&ved=2ahUKEwiX3pTK2-XpAhXh8HMBHbiWC804ChAWMAF6BAgIEAE&usg=AOvVaw1Ty7JZTYawlX5R4bFd5xBh

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://ejournal.inaifas.ac.id/index.php/falasifa/article/download/111/76/&ved=2ahUKEwiX3pTK2-XpAhXh8HMBHbiWC804ChAWMAJ6BAgJEAE&usg=AOvVaw20Zlju9uhBOqIQOMLVAuD5.

Oleh : Syarifah Rufaida

Foto: Hasan Almasi on Unsplash

Baca Juga:  Dakwah Media Online di Tengah Pandemi, Efektifkah?